PALU EKSPRES, PALU – Bencana dahsyat 28 September 2019 di Kota Palu memicu reaksi miring sebagian kelompok masyarakat kepada Wali Kota Palu Hidayat. Masyarakat melempar tudingan dan mengaitkan penyebab bencana adalah pelaksanaan Festival Pesona Palu Mini (FPPN).
Even dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kota Palu itu disebut sebut berisi sejumlah kegiatan ritual yang diyakini mengarah pada kesirikan.
Akibatnya, setelah bencana, wali kota dihujat dengan berbagai macam tudingan bahkan menyebut dirinya sebagai pemuja setan.
Namun Hidayat dalam beberapa kesempatan mengaku dirinya berbesar hati soal itu. Dia mengaku sadar hal itu adalah konsekuensi sebagai pemimpin. Bahkan dia menyebut, Nabi Muhammad SAW saja juga pernah dihujat ketika menjalankan dakwah.
Dalam pelaksanaan salat Ied 1440 Hijriyah tahun 2019 tingkat Kota Palu yang dipusatkan di lapangan mini sepak bola Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan, Rabu 5 Juni, Hidayat kembali menyinggung hal itu.
Dalam kesempatan itu, Hidayat mengaku telah memberi maaf kepada kelompok kelompok masyarakat yang ia akui telah menghujat dan memfitnahnya demikian.
“Saya kira setiap kita saling memaafkan, dari awal saya sudah memaafkan semua,” ujar Hidayat dalam arahannya.
Hidayat menyampaikan bahwa nilai-nilai yang diperoleh selama menjalani Ibadah Puasa di bulan Suci Ramadhan kemarin, akan mengiringi setiap langkah dalam menjalani kehidupan pada 11 bulan kedepan untuk membangun kota Palu
Pelaksanaan salat Idul Fitri di lapangan Petobo ini merupakan kali pertama dilakukan oleh Pemerintah kota Palu. Hal ini dimaksudkan agar momen Lebaran kali ini bisa dirasakan bersama masyarakat Petobo yang notabene merupakan korban Likuifaksi pada tanggal 28 September 2018 silam.(***/mdi/palu ekspres)