Sedangkan meniru sifat Jamil milik Allah, dijelaskan Prof. Rusli berarti bahwa umat Islam harus beribadah kepada Allah SWT dengan sifat indah yang dicintainya. Ucapan, perbuatan, akhlak dan segala yang melekat pada anggota badan haruslah mencerminkan keindahan.
Meniru sifat Jamil dapat dilakukan dalam dua bentuk. Yang pertama adalah melalui keindahan penampilan, yakni keindahan dalam bentuk fisik yang selalu memerlihatkan nikmat Allah SWT sebagai tanda menyukuri nikmat-Nya.
“Salah satunya adalah penampilan indah dilihat, dan enak dipandang. Badan selalu bersih dari najis dan kotoran, dan tubuh selalu wangi,” imbuhnya.
Bentuk yang kedua, lanjutnya, adalah keindahan dalam bentuk perbuatan. Yakni selalu bersikap jujur, tidak menggunjing dan memfitnah, tidak mengadu domba, tidak menyakiti perasaan orang lain, selalu memberikan kebaikan kepada orang lain, hati yang dihiasi dengan ikhlas, cinta kepada Allah, taubat dan tawakkal. Serta mengasihi dan bersikap baik kepada seluruh makhluk Allah SWT.
“Pikirannya diarahkan untuk melahirkan konsep-konsep yang memberikan kemanfaatan untuk manusia, dan seluruh anggota badannya dihiasi dengan taat kepada Allah,” tandasnya. (abr/palu ekspres)