PALU EKSPRES, DONGGALA- Kapolres Donggala, AKBP. S. Ferdinand Suwarji, Jumat (7/6) menghadiri proses perjanjian damai masyarakat Desa Sarumbaya dan Desa Lembasada dusun Polege, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, setelah sebelumnya, Rabu (5/6) lalu terlibat bentrok. Pertemuan dihadiri tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat.
Kapolres Ferdinand meminta warga di dua desa yang bertikai mempercayakan proses hukum kepada pihak Kepolisian. Apa yang menjadi pembahasan dan kesepakatan dalam pertemuan tersebut kata Ferdinand, harus diterima oleh kedua belah pihak, sehingga tidak ada lagi permasalahan setelah pelaksanaan pertemuan.
“Jangan mempercayai informasi-informasi yang bertujuan memprovokasi warga terkait penanganan permasalahan yang terjadi,” ujarnya.
Kapolres menekankan, perkembangan penanganan permasalahan antara pemuda Desa Sarombaya dan pemuda Dusun 3 Polege Desa Lembasada, sumber informasinya hanya boleh satu pintu yakni dari pihak kepolisian.
Lanjut dia, Kepolisian, Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan akan mencari solusi damai agar konflik tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Hadir dalam pertemuan tersebut Waka Polres Donggala, Kompol H. Abubakar Jafar, SH. MH, Kabid Linmas Pol PP Donggala, Ishak, Danramil 1306 Donggala, Kapten Infantri Alimin, Kasat Intelkam Polres Donggala IPTU Musa, S. Sos, Kasat Narkoba, IPTU Jamil, SH, Kapolsek Banawa, IPTU Muh. Fadly. SH, Kasub Sektor Banawa Selatan IPDA Andi Akbar, Sekretaris FKUB Kab Donggala Bpk Hans Lage, Staf Kesbangpol Donggala, Badrun, Kasi Pemerintahan Kecamatan Banawa Selatan, Ilham.
Kades Lumbutarombo Irwan S. Sos, Kades Sarumbaya Udin, Kades Lembasada Alex,
Plt. Kades Lumbulama, Fahmi; Mantan Kades Lumbulama, Titus; Mantan Kades Sarumbaya, Tamsi, serta Ketua Adat Lumbulama, Mabi, Tokoh Pemuda Desa Lumbulama, Desa Sarombaya. Anggota personil Polres Donggala, anggota Polsek Banawa dan anggota koramil 1306 donggala yang melakukan pengamanan. Tokoh Masyarakat dan Toko Adat Desa Sarombaya dan Desa Lumbulama berjumlah 25 orang.
Sejauh ini terhitung sudah empat kali terjadi bentrok antardua desa tersebut. Menurut Kapolres konflik dipicu oleh minuman keras dan narkoba yang mulai marak di wilayah itu. (mg6/palu ekspres)