“Saya belum dapet datanya, tapi dua hari ini kan kita bener bener tujuannya sektor retail. Dan supporter ini sangat antusias untuk ikut memiliki klub bola yang memang satu-satunya di Bali,” kata Ocky kepada JawaPos.com, Selasa (11/6/2019).
Kendati begitu, Ocky menyatakan proses transaksi jual-beli saham yang dilakukan selama dua hari terakhir masih berjalan lambat. Musababnya, kata dia, banyak para supporter yang tak mengerti syarat utama melakukan transaksi saham. Di antaranya harus menjadi nasabah di Perusahaan Efek.
“Jadi kita jelasin lagi proses pembukaan rekeningnya. Karena memang kan bener-bener supporter, gak punya rekening. Jadi ya harus kita buka rekening, terus kita nanti kita pesen sahamnya untuk SEO,” terangnya.
Meski memiliki target penyerapan dana investasi mencapai Rp 350 miliar, Ocky menyatakan tidak masalah banyak dari pendukungnya yang justru membeli saham tidak dengan jumlah yang besar. Yang lebih penting, partisipasi aktif supporter dalam mengembangkan klub kebanggaan bersama-sama.
“Semangatnya adalah bagaimana para supporter ini bisa merasa memiliki klub bola yang ada di Bali,” pungkasnya.
Dari prospektus yang diterima JawaPos.com, dana hasil IPO akan digunakan untuk sejumlah peruntukan. Diantaranya sekitar 19,1 persen akan digunakan untuk belanja modal perseroan, yaitu pengembangan fasilitas dan peralatan di stadion, pengembangan fasilitas latihan dan akademi ekspansi outlet Bali United Store dan Playland, serta pengembangan pada teknologi informasi berupa pengembangan aplikasi dan program CRM (Customer Relationship Management) untuk fans.
Sekitar 20,4 persen akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Entitas Anak seperti belanja modal PT Kreasi Karya Bangsa sekitar 42,6 persen untuk membangun studio dan kantor untuk live streaming, shooting dan editing, rumah produksi, dan pembelian peralatan (kamera), PT Bali Boga Sejahtera sekitar 32,8 persen untuk ekspansi cafe ke lokasi lain di sekitar Bali, serta PT IOG Indonesia Sejahtera sekitar 21,3 persen untuk membangun gaming house beserta fasilitas pendukungnya. Selain itu, 3,3 persen akan digunakan untuk pengembangan PT Radio Swara Bukit Bali Indah, yakni pembelian peralatan stasiun radio.