SELEKSI – Para santri asal Sulteng yang mengikuti simulasi seleksi PBSB tahun 2019 di MAN IC Kota Palu, Senin 17 Juni 2019. Foto: IMAM/PE
PALU EKSPRES, PALU – Keberadaan Pondok Pesantren (Ponpes) sejak masa lalu hingga saat ini, dinilai telah memberikan banyak sekali kontribusi bagi perjuangan dan pembangunan bangsa. Olehnya, pemerintah terus melakukan upaya-upaya pembinaan dan peningkatan kualitas Ponpes serta santri sebagai generasi masa depan bangsa.
Salah satunya kata Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Dr. H. Rusman Langke, adalah melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) yang telah dilakukan oleh Kemenag RI sejak tahun 2005 lalu. Program tersebut kata Rusman, telah memberikan hasil yang baik dalam membina generasi untuk melanjutkan pembangunan bangsa.
“Program kita ini sudah berjalan dengan berkesinambungan, dan Alhamdulillah hasilnya positif dan strategis dalam membina generasi bangsa Indonesia. Olehnya tema kita adalah Membangun Santri Membangun Indonesia,” kata Rusman, pada pembukaan seleksi PBSB 2019 bagi santri asal Sulteng, di MAN IC Kota Palu, Senin 17 Juni 2019.
Menurut Rusman, keberadaan Ponpes memiliki posisi strategis dalam pendidikan Islam, karena punya akar yang kuat di masyarakat. Ia juga menilai, para santri yang menjalani pendidikan di Ponpes mesti bersyukur karena dibekali dengan pengetahuan agama di samping ilmu pengetahuan lainnya.
Kepada para santri yang mengikuti seleksi, Rusman berpesan agar tidak berhenti belajar, sesuai dengan pesan agama yang menganjurkan untuk menuntut ilmu hingga akhir hayat. Selain itu, para santri juga diingatkan untuk terus menanamkan rasa cinta terhadap NKRI, Bhineka Tunggal Ika serta Pancasila.
“Di Ponpes ditanamkan nilai-nilai religiusitas, kebangsaan dan kemanusiaan. Wujudkan santri cinta NKRI, yang akan menjadi pemimpin ke depannya. Karena membangun santri juga membangun Indonesia,” tandas Rusman.
Pada PBSB tahun ini sebanyak 34 santri asal Sulteng berkesempatan mengikuti seleksi bersama ribuan santri lainnya se-Indonesia, untuk meraih 170 kuota beasiswa yang tersedia di 14 perguruan tinggi di Indonesia. Para santri tersebut mengikuti seleksi berbasis komputer (computer based test) pada Selasa 18 Juni 2019, dengan materi yang aka diujikan yakni tes potensi akademik, tes bahasa Arab, tes bahasa Inggris, tes kepesantrenan, serta khusus yang memilih UIN Malang akan dites hapalan Alquran.