PALU EKSPRES, PALU – Program Teaching Industry bidang peternakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI bersama Universitas Tadulako (Untad) akan mulai dilaksanakan pada tahun ini.
Pada tahap awal realisasi, program yang disebut akan fokus pada pengembangan kualitas komoditi sapi donggala tersebut, sepenuhnya akan dikelola oleh tim dari Untad.
Hal ini dijelaskan Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Untad, Prof. Burhanuddin Sundu, Ph.D. karena realisasi program masih dalam skala kecil, yakni sebanyak 30 ekor sapi.
Selain itu, Burhanuddin juga menegaskan, dalam menjalankan program tersebut nantinya pihaknya juga akan memerhatikan aspek lingkungan, dengan memprogramkan pemanfaatan seluruh limbah ternak yang dihasilkan.
“Untuk aspek lingkungan kita akan memanfaatkan seluruhnya limbah yang ada.
Kita anggap ini zero waste, artinya usaha-usaha dari yang kita produksi sebagai limbah itu akan kita manfaatkan. Misalnya dari kotoran akan dimanfaatkan sebagai pupuk atau biogas,” jelas Prof. Burhanuddin, usai kunjungan Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti di Untad, Senin 1 Juli 2019.
Dalam mempersiapkan jalannya program Teaching Industry bidang peternakan tersebut, Untad telah menyediakan lahan seluas sekira 100 hektar yang berada di Desa Sibalaya Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi.
Saat ini sedang dilakukan persiapan lahan, termasuk persiapan lahan seluas 10 hektar untuk penanaman pakan ternak.
Selain itu, Prof. Burhanuddin juga menyebutkan nantinya akan disediakan fasilitas aula untuk pertemuan atau pelatihan yang akan melibatkan masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat khususnya para peternak dapat mengembangkan skill yang dimilikinya dalam bidang peternakan.
“Ini akan kita hadirkan dalam satu paket, sebagai respons dan tanggung jawab kita kepada masyarakat sekitar terutama peternak,” tutup Prof. Burhanuddin. (abr/palu ekspres)