BUDIDAYA KARANG – Ahmad Al Maliki membenamkan tumbuhan karang yang akan dibudidayakan. Foto: Kia/PE
PALU EKSPRES, PALU – Gempa tsunami berlangsung nyaris setahun. Dalam kurun waktu itu, ratusan nelayan yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan nyaris kehilangan mata pencahariaanya. Untuk melaut nelayan Mamboro harus melaut lebih lebih jauh untuk mendapat tangkapan ikan lebih. Jumlahnya nelayan pun tingga beberapa. Banyak di antaranya, yang tidak lagi melaut karena perahu rusak dihajar tsunami.
Pascabencana, tangkapan ikan nelayan Mamboro pun kian memburuk karena rusaknya karang di Pantai Mamboro dihajar tsunami. Kesadaran itulah yang memotivasi sebagian nelayan Mamboro untuk kembali membudidayakan karang sebagai rumah berkembang biaknya ikan laut.
Wawan (34) nelayan di Mamboro mengatakan, sebelum gempa, warga cukup melaut tidak jauh dari Pantai Mamboro. ”Pas abis gempa kami saya harus pergi jauh di tengah laut untuk dapatkan ikan,” katanya. Ahmad Al Maliki (41) adalah warga Mamboro, yang memotori budidaya karang di sepanjang Pantai Mamboro.
Menurut Maliki, mereka melakukan itu untuk mengembalikan karang agar bisa menjadi rumah ikan. Ia merencanakan, garis pantai sepanjang 300- 400 meter untuk ditanami karang. (kia/palu ekspres)