PALU EKSPRES, PALU – Jemaah Calon Haji (JCH) asal Provinsi Sulteng memulai proses keberangkatan menuju tanah suci, dengan mulai masuk ke Asrama Haji transit Palu. Rombongan JCH yang masuk ke Asrama Haji tersebut dimulai dari kelompok terbang 7 Embarkasi Balikpapan (kloter BPN-7) pada Rabu 24 Juli 2019.
Satu persatu jemaah berdatangan masuk melalui gerbang Asrama Haji transit Palu. Para keluarga yang menjadi pengantar hanya diperbolehkan mengantar hingga depan pintu Asrama. Selebihnya jemaah akan diarahkan oleh para petugas dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sulteng, menuju tenda registrasi yang berada di dekat gerbang asrama.
Setelah melakukan registrasi, jemaah lalu diarahkan untuk menuju gedung penerimaan dan melakukan pemeriksaan kesehatan di lokasi yang telah ditentukan oleh PPIH, sebelum menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Bagi jemaah yang berkursi roda, para petugas PPIH telah siap mendampingi jemaah hingga menuju kamar asrama.
Sesuai data dari Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, jumlah jemaah yang terdapat dalam kloter BPN-7 sebanyak 450 orang yang didampingi 5 orang petugas masing-masing 1 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 1 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) dan 3 orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Ratusan jemaah kloter BPN-7 tersebut, berasal dari beberapa daerah di Sulteng. Di antaranya Kota Palu, Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Banggai Laut dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Dr. H. Rusman Langke, saat ditemui di sela-sela penerimaan JCH Sulteng kloter BPN-7 menyebutkan, total kuota untuk Provinsi Sulteng pada musim haji tahun ini adalah sebanyak 2.250 orang. Namun, ia mengungkapkan jumlah yang berangkat tahun ini kurang dari total kuota tersebut. Hal ini karena 4 orang jemaah meninggal dunia sebelum keberangkatan, 4 orang lainnya mengalami penundaan, dan 1 lainnya karena mutasi ke daerah lain.
“Jadi ada sekitar sembilan yang tidak berangkat. Ada sebagian yang meninggal dunia, ada yang ditunda mungkin karena alas an kesehatan, dan ada yang mutasi ke daerah lain,” kata Rusman.






