“Organisme musuh alami hama bisa ikut mati ,”jelasnya.
Hama yang terkena pestisida kimia menurutnya juga bisa menjadi resisten (kebal) terhadap racun yang dikandungnya. Akibatnya, hama dapat menjadi lebih banyak dikemudian hari.
“Awalnya hama menghilang setelah pakai pestisida kimia. Tapi nanti hama justru akan lebih bertambah karena sudah kebal,”paparnya.
Kalangan akademisi kata Hasriyanti memang mendorong penggunaan Pesnab dan MOL bagi petani dalam bercocok tanam dalam setiap penyuluhan maupun sosialisasi.
Rekomendasi penggunaan pestisida dan pupuk alami ini juga kerap direkomendasikan ke pemerintah melalui dinas terkait. Sayangnya, rekomendasi ini jarang direalisasikan dalam program pemerintah yang bersentuhan dengan petani.
“Mungkin sulit bagi pemerintah untuk hal ini. Karena ini bersinggungan dengan kepentingan industri produk pestisida kimia,”pungkasnya.
Eksternal Communication Supervisor DSLNG Doty Damayanti, mengatakan, tanaman cabai memiliki potensi pasar yang memadai. Baik pasaran lokal maupun regional. Namun sejauh ini petani sekitar perusahaan belum mengelolanya secara intensif.
Melalui program CSR DLSNG bidang pertanian, pihaknya kemudian melakukan pendampingan secara masif.
“Kita mulai dengan pendidikan melalui sekolah lapang. Membekali warga bercocok tanam cabai. Mulai cari bibit. Cara buat pupuk dan pestisida dengan memanfaatkan yang ada disekitar alam . Jadi tidak perlu keluar biaya lagi untuk beli pupuk dan pestisida,”katanya.
Selain itu pendampingan untuk keterampilan sisi hilir. Misalnya pembentukan “stocking point” agar petani tidak perlu repot mencari pemasaran. Stoking point merupakan tempat menjual hasil pertanian yang dibentuk terpisah dan masih menjadi bagian pendampingan perusahaan.
Stoking point dibentuk bersamaan dengan sebuah koperasi pertanian. Kegiatan stoking point ini mencakup pembelian hasil panen kelompok tani lalu memasarkannya.
“Begitu ada stok yang jumlahnya cukup besar, pengelola stocking poin bisa langsung menjualnya. Ini mempercepat akses pasar sekaligus menghindari tengkulak,”jelasnya.
Sementara itu, CSR Manager PT Donggi-Senoro LNG Pandit Pranggana menambahkan, sekolah lapang dibentuk khusus untuk pendampingan petani secara komprehensif. Pembentukan diawali dengan berbagai analisa. Lalu menyusun dalam sebuah kurikulum pendidikan.