Ini kata dia bertujuan agar petani menjadi tangguh. Mengetahui teori dalam memilih bibit, membuat pupuk dan pestisida serta management kelembagaan kelompok tani.
“4 dari 16 kurikulum yang sebelumnya disusun dari hasil analisa kemudian dituangkan dalam kegiatan sekolah lapang,”kata Pandit.
Sekolah lapang merupakan transformasi pola penyaluran CSR yang selama ini dipraktekkan DLSNG bagi masyarakat.
“Kini kita tidak lagi memberi stimulan secara tunai kepada orang perorang. Karena pengalaman selama ini bantuan terkadang mereka jual tanpa menghasilkan apa-apa,”demikian Pandit. (mdi)
(Tulisan ini untuk mengikuti anugerah jurnalistik DLSNG tahun 2019).