PALU EKSPRES, PALU – Sesar bumi palu koro yang melintasi Kota Palu adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Namun begitu masyarakat bisa membangun kesiapsiagaan individu dan keluarga. Atau mempersiapkan diri menjadi masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
Demikian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palu, Fresly Tampubolon dalam peluncuran program “kentongan” mitigasi bencana, Kamis 29 Agustus 2019 di halaman RRI Palu.
“Mari kita bangun kesiapsiagaan. Mulai dari individu, keluarga dan masyarakat menuju kota tangguh bencana,”kata Fresly.
Fresly menyebut bencana 28 september 2019 adalah pelajaran penting bagi masyarakat Palu. Sebuah kenyataan pahit yang harus dikecapi masyarakat. Menelan ribuan korban jiwa, kerusakan infastruktur dan rumah- rumah pendusuk. Sangat merugikan kita semua.
Oleh sebab itu serangkaian upaya bencana terus dikembangan untuk mengurangi resiko. Baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
“Jadi gempa, tsunami dan likuifaksi bukan lagi hal baru bagi kita di Palu,”ujarnya.
Hal ini memberi pelajaran bagi masyarakat yang bermukim di Palu perlu menyadari bahwa mereka bermukim di atas patahan bumi.
“Karena itu warga Palu harus berdamai dengan bencana. Sebab sejauh ini belum ada cara ataupun tekonologi yang mampu menghilangkan resiko bencana tersebut,”kata Fresly.
Dengan meningkatnya intensitas bencana akhir akhir ini, maka upaya penanggulangannya harus dilakukakan terkoordinasi dan terencana antara jararan pemerintah dan lintas sektor.
“Dengan begitu akan terbangun kesamaan langkah dalam penanganan penanggulangan bencana yang terpadu dan komprehensif,”jelasnya.
Launching program mitigasi bencana bertajuk “kentongan” akan disiarkan melalui RRI setiap hari pada pukul 20.00 sampai 21-00WITA.
Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merespon dan memitigasi dampak/ resiko bencana. Serta meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat dengan konsep bahwa resiko bencana selalu ada dan tinggi .
Fresli menjelaskan masyarakat di kawasan rawan bencana perlu dipersiapkan sejak dini untuk mengantisipasi bencana dengan meningkatkan kemampuan mitigasi individu.