PALU EKSPRES, PALU – Pembangunan Hunian Tetap Insitu dan Hunian tetap relokasi harus dipercepat pelaksanaannya. Pasalnya, dana stimulan untuk pembangunan rumah insitu tahap I dan tahap II sudah ditransfer kepada masing masing Kabupaten dan Kota Palu.
Kepala Balai PPW PUPR Ir. Ferdinan, menyampaikan rencana pembangunan hunian tetap relokasi masih terkendala lokasi. Lokasi yang diserahkan BPN /ATR masih belum clear dari sisi sosialnya karena masih ada masyarakat yang klaim tanah tersebut. Seperti di lokasi Duyu dari lokasi 36 hektar yang bisa terbangun saat ini hanya 15 hektar.
Lokasi Talise juga yang dibutuhkan 210 hektar yang tersedia hanya 30 ha. Diharakan Wali Kota Palu dan BPN / ATR untuk dapat mempersiapkan lokasi huntap relokasi yang clean and clear secara hukum dan Sosial sebagai syarat dari Bank Dunia.
Selanjutnya Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, meminta ketegasan BPN/ATR agar dapat melaksanakan perintah Presiden dan Wakil Presiden agar tidak memperpanjang HGU/HGB agar terpenuhi dulu kebutuhan pembangunan hunian tetap relokasi.
Deputi Bidang Rehabilitasi Rekonstruksi BNPB, Rifai mengungkapkan pembangunan rumah rusak berat menggunakan dana stimulan, beberapa aplikator telah menyatakan kesiapannya.
Hal itu dipaparkan Deputi dalam rapat bersama evaluasi percepatan Hunian tetap (Huntap) dan percepatan realisasi dana stimulan, khususnya pembangunan insitu/rumah rusak berat.
1.Jenis Canwood kemapuan dukungan maksimum 500 unit
2.Jenis Domus kemampuan dukungan maksimum 1.500 unit
3.Jenis RISHA dukungan 300 unit
4.Jenis RISMA 2.300 unit
5.Jenis Risba 6.348 unit.
Total yang akan dibangun sesuai kebutuhan rumah rusak 15.448, masing-masing Kota Palu 4.41 unit, Kabupaten Sigi 5428 unit, Kabupaten Donggala 5.879 unit. (humas/palu ekspres)