Atjo mengatakan, sejumlah inspirasi yang dapat diambil sebagai bahan pembelajaran khususnya bagi wilayah yang tercatat punya potensi tsunami. Mulai dari menyusun peta rawan bencana, konstruksi bangunan, alur evakuasi dari mitigasi bencana sampai kepada bagaimana membangun kapasitas atau daya tahan masyarakat terhadap kebencanaan. “Kesemuanya bertujuan untuk mengurangi korban yang lebih banyak di masa datang,” ujaarnya.
Menurut Atjo, Sulawesi Tengah, khususnya kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi sesungguhnya memiliki peluang untuk membuat museum seperti itu. Ada Pantai Talise yang menyisahkan sejumlah bangunan sebagai bukti pernah diterjang tsunami, ada likueefaksi di kelurahan Balaroa, Petobo semuanya di kota Palu. Di Kabupaten Sigi ada likuefaksi dan di Kabupaten Donggala ada kampung yang hilang dan desa tenggelam. “Kesemuanya tentunya berpulang kepada seluruh stakeholder yang terkait,” ujarnya. (***/fit/palu ekspres)