Wamenag Harapkan ASN Sebarkan Pesan Agama dan Jaga Kerukunan

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – “Pergi ke pasar membeli rujak, Singgah sejenak makan kaledo, Selamat datang pak Wamen dan rombongan, di Kota Palu Bumi Tadulako”. Demikian pantun selamat datang dari Kakanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke, kepada Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid dan rombongan yang disambut riuh hadirin Silaturahmi ASN dan Tokoh Agama Sulawesi Tengah di Aula Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (17/12/2019).

Kakanwil menyampaikan kondisi umat beragama di Sulawesi Tengah kepada Wamenag, termasuk permasalahan musibah setahun yang lalu (Gempa, Tsunami dan Likuefaksi) di Kota Palu Sigi dan Donggala. Kakanwil menyebutkan sejak kejadian tersebut, dengan kondisi yang ada, pelayanan tetap dilaksanakan dengan baik sekalipun dalam kondisi ruangan kantor yang tidak memungkinkan dan membutuhkan perbaikan.

Bacaan Lainnya

Kakanwil juga menyebutkan indeks kerukunan umat beragama yang belum lama ini dirilis Puslitbang Bimas Agama Kemenag RI dengan skor 75,0 termasuk kategori rukun tinggi.
Hal tersebut, menurut Kakanwil tidak lepas dari upaya pemerintah setempat dalam hal ini Kemenag, Pemerintah Daerah, Kesbangpol, ormas keagamaan, FKUB Sulawesi Tengah dan tokoh agama yang bersinergi dalam merawat kerukunan di Sulawesi Tengah. 

Kakanwil juga menyebutkan bahwa di Sulawesi Tengah telah lama memiliki nilai-nilai kerukunan dalam kearifan lokal Sulawesi Tengah. Salah satu semboyan kerukunan di Sulawesi Tengah, Semboyan nosarara nosabatutu yang artinya bersama kita satu yang di Poso disebut Sintuvu Maroso.
“Dari 13 kab/kota di Sulawesi Tengah memiliki kearifan lokal bagaimana menyatukan, mempersatukan umat beragama atau masyarakat itu sendiri, semboyan ini telah menjadi pedoman hidup, totuo-totuo ngata atau orang tua terdahulu di tanah kaili sebuah konsep kebudayan yang secara filosofi tumbuh dan berakar pada masyarakat to kaili,” tutur Kakanwil Kemenag Sulteng  menutup sambutannya dengan sebuah pantun, “Pohon kelor di lingkar benalu, Layang tersangkut di pohon yang tinggi, Kalaulah tuan so datang ke Palu, Pastilah ingin kembali”.

Selanjutnya Wamenag, Zainut Tauhid turut menanggapi pantun yang dilontarkan kakanwil; Pergi ke pasar yang sangat ramai, Pulang ke rumah saat azan. Kalo hidup dengan damai, mari kita jaga kerukunan. Melihat bulan Tengah malam, ditemani angin ketika sepi. Izinkan saya ucapkan salam, sebelum memulai sambutan ini.

Pos terkait