Budayawan Palu Diminta Perbaiki Citra Kota Palu

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU– Wali Kota Palu Hidayat menyatakan banyak video beredar yang seolah-olah dilaksanakan pada saat Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) lalu dikaitkan dengan bencana 28 September 2018 silam.

Padahal kata dia, tayangan dalam video tersebut telah direkayasa. Akibat cuplikan video itu, Pemkot Palu kata Hidayat akhirnya menerima banyak hujatan. Oleh sebab itu, Hidayat meminta para pegiat seni dan budayawan di Palu harus bangkit bersama memperbaiki citra kota Palu. Yang sebelumnya dihujat karena video-video tradisi yang tersebar pascabencana tanggal 28 September 2018 yang lalu.

Bacaan Lainnya

“Kita harus bangkit bersama. Saya tugaskan kepada pegiat seni dan budaya sekalian. Jelaskan kepada siapapun terkait bencana kemarin. Bahwa tidak ada tradisi di Palu seperti yang digambarkan dalam video-video yang beredar,”kata Hidayat dalam kegiatan kemah silaturahmi pekerja seni dan budayawan di bumi perkemahan Kawatuna, Minggu malam 29 Desember 2019. Hidayat mengapresiasi kegiatan kemah pekerja seni dan budayawan yang diselenggarakan Forum Kebudayaan Sulawesi Tengah (FKST).

Lokasi perkemahan yang dipilih FKST, yakni bumi perkemahan Kawatuna menurutnya adalah salah satu mutiara di katulistiwa yang dimaksud Presiden RI pertama Soekarno. Untuk itu Pemkot jelasnya akan terus berupaya mengungkap “mutiara-mutiara” di ibu kota provinsi Sulawesi Tengah

“Mutiara” yang dimaksud adalah tempat-tempat yang akan menjadi destinasi bagi para wisatawan dalam negeri ataupun mancanegara ke kota Palu,”ujarnya. Beberapa “mutiara” dimaksud tambahnya kini sudah diungkap. Misalnya Hutan kota Kaombona dan Ekotourism Bukit Salena.

“Termasuk Bumi Perkemahan Kawatuna. Ini juga salah satu mutiara di kota Palu yang sudah beberapa kali dilaporkan karena terkesan tidak terawat,”jelasnya.

Terkait lokasi bumi perkemahan, Hidayat dalam kesempatan itu mengaku telah berkoordinasi Kanwil BPN Sulteng untuk dibenahi bersama. “Kita akan buat surat terkait lahan ini. InsyaAllah kedepan kita bisa benahi dan fungsikan kembali sama seperti Hutan Kota,”sebutnya.

Hidayat mengimbau para pekerja seni dan budaya untuk memanfaatkan tempat-tempat yang telah dibangun Pemerintah. Termasuk panggung-panggung di Hutan kota Kaombona, yang sementara dalam proses pembangunan.
“Manfaatkan panggung-panggung kecil itu nantinya. Silahkan sanggar seni berganti-gantian untuk mengisi panggung tersebut setiap harinya,”demikian Hidayat. Dalam acara kemah silaturrahim ini, wali kota diberi kesempatan untuk menyalakan api unggun sebagai tanda resmi dibukanya kegiatan tersebut. (mdi/palu ekspres)

Pos terkait