Teknik Bioflok Cocok Dikembangkan di Huntara

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng mengembangkan teknik bioflok dalam budidaya ikan lele dan nila. Teknik ini pemanfaatan bakteri pembentuk flok atau gumpalan sebagai pakan ikan untuk menghemat ongkos.

Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulteng, Bunga Elim Somba mengapresiasi gebrakan DKP tersebut. Teknik bioflak hemat asisten sangat cocok diterapkan di lahan yang sempit seperti di pekarangan huniam sementara (Huntara) yang dibuat percontohan oleh dinas.

Bacaan Lainnya

“Hal ini sangat berarti karena masyarakat diarahkan ke pemberdayaan ekonomi supaya pikirannya tidak kemana-mana,” kata Elim saat meninjau kolam pembudidayaan di pekarangan Huntara NU di Kelurahan Tawanjuka, Rabu 15 Januari 2020.

Disamping mampu menekan ongkos pakan, kelebihan teknik bioflak menurut Elim memungkinkan peternak memanen dalam jangka waktu hanya 4 bulan atau setahun bisa 3 kali panen.

Kelebihan lain yaitu air buangan kolam dapat dipakai sebagai pupuk organik bila disalurkan ke tanaman karena kaya kandungan amoniak hasil penguraian kotoran ikan dan bakteri.

“Ini bisa jadi konsep smart farming jika kemudian sukses dipadukan dengan pertanian,”sebutnya. Elim berpesan, DKP Sulteng segera membuat proses bisnis teknik bioflok melihat peluang ekonominya.

“Bukan hanya budidaya secara sederhana tapi sudah secara teknologi lewat bioflok yang memakai bakteri,” tandas asisten. Turut bersama asisten, Kepala DKP Sulteng, Arif Latjuba dan Karo Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Rudi Dewanto. (mdi/palu ekspres)

Pos terkait