PALU EKSPRES, PALU- Kota Palu menjadi salahsatu dari 20 kota nominator dalam proyek Climate Resilience and Inclusive Cities (CRIC) untuk wilayah Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. P
ini diselenggarakan Uni Eropa (EU) berkolaborasi bersama Asosiasi Kota dan Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (United Cities and Local Governments Asia Pacifics atau UCLG ASPAC).
Terkait itu, Wali Kota Palu Hidayat didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ridwan Karim memaparkan segala potensi Kota Palu agar bisa ditetapkan menjadi 10 besar Kota untuk menjadi pilot projeck proyek CRIC tersebut, Kamis 30 Januari 2020 di Kompleks Balai Kota DKI Jakarta.
Proyek ini didanai Uni Eropa dan diimplementasikan oleh UCLG ASPAC, Pilot 4 Dev, ACR+, ECOLISE, AIILSG, dan Universitas Paris-Est Marne-la-Vallee. Ini adalah proyek 5 (lima) tahunan yang akan memberikan kontribusi pada pembangunan perkotaan terpadu yang berkelanjutan, tata pemerintahan yang baik, adaptasi iklim/mitigasi.
Kelompok sasaran Proyek adalah Pemerintah Daerah, kota, pemangku kepentingan perkotaan yang bekerja di bidang ketahanan iklim, mitigasi dan adaptasi iklim, serta tata pemerintahan kota yang terkait yang baik.
Project CRIC ini sebagai upaya yang diprakarsai oleh UCLG ASPAC selaku Asosiasi Pemerintah Daerah di wilayah Asia Pasifik untuk mempertimbangkan urgensi masalah ketahanan iklim.
Ada 3 (tiga) pilar yang ditargetkan dari projek tersebut yakni (1) menghasilkan dan pertukaran pengetahuan, (2) rencana aksi lokal ketahanan iklim untuk kota-kota terkait, dan (3) pengembangan kapasitas dan komunitas.
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 80 praktisi dari 20 Pemerintah Daerah di Indonesia, Kementerian dan lembaga tingkat nasional, mitra pembangunan internasional dan lokal, serta universitas. (**/mdi/palu ekspres)