Smart Village, dan Smart Farming, Sebuah Role Model

  • Whatsapp
82681834_184402012756836_4711517731449470976_o

Oleh, Hasanuddin Atjo

Desa Potoya, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, oleh Bappeda Sulawesi Tengah dijadikan lokasi percontohan “Smart Village”, atau “desa cerdas”. Salah satu program di desa cerdas itu adalah “ Smart Farming” atau kegiatan usaha pertanian, yaitu budidaya ikan Nila yang lebih ditekankan kepada pelibatan masyarakat, yang terukur, terkendali dan nantinya akan diintegrasikan dengan digitalisasi mulai di sektor hulu sampai di hilir.

Bacaan Lainnya

Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara adakah wakil tersisa dari pulau Sulawesi dalam lomba Inovasi Pembangunan daerah tingkat Nasional. Bersama beberapa Provinsi lainnya di Indonesia kini telah memasuki tahap ke 2 untuk dinilai ke tahap berikut. Harapannya,  Provinsi Sulawesi Tengah bisa menjadi salah satu terbaik.

Berkaitan dengan itu, Kamis 27 Februari 2020 , “Smart Village” Desa Potoya dengan program “Smart Farming” telah dievaluasi oleh tim penilai independen dan penilai utama Bappenas.

Potoya salah satu desa di Kecamatan Dolo, memiliki potensi di sektor pangan antara lain untuk produksi hortikultura, padi, palawija serta produksi ikan air tawar.
Likuefaksi atau pergeseran tanah akibat gempa bumi beramplitudo 7,4 tanggal 28 September tahun 2018, telah menyebabkan muka air tanah atau water table di wilayah itu turun sampai dengan 12 m dari sebelumnya 2 m, diukur dari atas permukaan tanah.

Ratusan kolam ikan yang diperkirakan seluas 25 ha dan menghidupi lebih dari 100 Kepala Keluarga, baik sebagai pemilik atau penyewa kolam tidak dapat memanfaatkannya untuk wadah budidaya, karena kolam tidak mampu menahan air akibat turunnya water table. Selain itu suply air juga berkurang secara drastis.

Sebelum bencana tanggal 28 September 2018 , setiap bulan dari desa ini dihasilkan ikan air tawar kurang kebih 2- 3 ton untuk dipasarkan di Kabupaten  Sigi dan Kota Palu. Setelah bencana, sejumlah usaha kuliner ikan tawar di kota Palu maupun Kabupaten Sigi kekurangan pasokan ikan, sehingga harus didatangkan dari Manado dan Gorontalo.

Smart Farming adalah inovasi budidaya perikanan yang menggunakan kolam beralas tarpaulin (tarpal dilengkapi anti sinar UV), menggunakan sumber air dari sumur dangkal yang ditarik menggunakan pompa air , serta dilengkapi kincir air guna meningkatkan ketersediaan oksigen dalam kolam budidaya , karena padat tebar benih dinaikkan untuk peningkatan produktifutas. Project percontohan ini dibiayai melalui APBD Provinsi Dinas Kelautan dan Perikanan tahun 2019 dan dilanjutkan di tahun 2020

Pos terkait