Dalam kesempatan itu, Hery mengungkapkan sejumlah hal yang menjadi kekawatirannya dalam menangani wabah. Yang paling membuat kawatir adalah ketidakjujuran pasien mengutarakan riwayat penyakit dan perjalanan dalam proses diagnosa.
Situasi ini menurut Hery dapat membahayakan para tim medis. Yang bisa saja tertular karena ketidakjujuran pasien.
“Kami sedikit kecolongan beberapa pasien tidak jujur kepada petugas. Misalnya pernah ada 3 PDP dari Makassar yang awalnya tidak jujur mengenai riwayat perjalanannya,”beber Heri.
Demi kebaikan bersama, Heri meminta warga jujur akan segala pertanyaan petugas saat diperiksa. Dengan begitu para petugas bisa melakukan diagnosa secara tepat.
“Jika tidak, ini membahayakan petugas karena sudah resiko terpapar tapi mengaku tidak. Ingat!,
30 dokter dan 20 perawat kita di Indonesia meninggal karena terjangkit Covid 19,”katanya.
Heri berkata, untuk memberi keamanan bagi petugas RSAP, pihaknya menjalankan sistem rotasi petugas dalam melayani pasien Covid 19. Yakni mengarantina semua petugas setelah melalukan perawatan.
“Tenaga perawat di RSAP sangat terbatas. Makanya mereka dikarantina setiap setelah 2 Minggu pelayanan,”katanya.
Diapun mengingatkan masyarakat agar patut berupaya meningkatkan imunitas tubuh. Mengingat wabah ini belum memiliki obat penyembuh.
Kemudian menyarankan semua pihak untuk menyamakan persepsi dalam memerangi virus.
“Masyarakat perlu diingatkan agar jangan sampai jumlah pasien membludak. Kita jangan andalkan fasilitas rumah sakit. Makanya ikuti saja imbauan pemerintah,”demikian Heri. (mdi/palu ekspres)