Oleh Hasanuddin Atjo (Kepala Bappeda Sulawesi Tengah)
KEMAJUAN sebuah negara atau sebuah wilayah lebih ditentukan oleh daya saing SDM, sumber daya manusia yang dimiliki. Karena itu sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi di negeri ini selalu menjadi prioritas dalam setiap pembagian porsi anggaran pembangunan melalui APBN, APBD maupun sumber dana lainnya. Namun realitasnya menunjukkan masih dijumpai sejumlah tantangan dalam melahirkan SDM berdaya saing.
World Economic Forum (WEF) di tahun 2019 mengeluarkan daftar peringkat negara paling kompetitif atau berdaya saing di dunia. Indonesia berada di peringkat ke 50 dari 141 negara yang disurvei dan turun 5 peringkat dari penilaian yang sama di tahun 2018. Dari 12 indikator yang diukur, Indonesia hanya mendapat nilai sebesar 64,6 atau -0,3 dibanding 2018. Dan kualitas sumberdaya manusia menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh.
IPM, indeks pembangunan manusia adalah salah satu indikator yang bisa memberi gambaran tentang kualitas hidup manusia di sebuah negara atau wilayah. Nilai IPM ini yang akan berkorelasi terhadap pembentukan daya saing SDM Negara atau wilayah itu. Indeks ini merupakan komposit dari tiga variabel yaitu di sektor pendidikan, kesehatan serta ekonomi.
Secara Nasional IPM di tahun 2019 sebesar 71, 92 persen, meningkat sebesar 0,53 poin atau tumbuh 0, 74 persen dibandingkan tahun 2018.
Sedangkan Sulawesi Tengah pada tahun yang sama nilai IPM mencapai 69,50 persen diukur dari angka harapan hidup saat lahir 68,23 persen, harapan lama sekolah 13,14 tahun dan rata-rata lama sekolah 8,75 tahun serta pengeluaran perkapita Rp 9.804 ribu ( 9,804 juta rupiah) per tahun.
Selanjutnya menurut BPS Sulawesi Tengah (2020), bahwa nilai IPM Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah di tahun 2019 yakni, Kota Palu 81,50 persen, Morowali 72,02 persen, Poso 71,40 persen, Banggai 70,36 persen, Morowali Utara 68,45 persen, Sigi 68,16 persen, Buol 67,69 persen, Donggala 65,49 persen, Parigi Moutong 65,47 persen, Toli-toli 65,42 persen, Banggai Laut 65,27 persen, Banggai Kepulauan 65,13 persen, dan kabupaten Tojo Una-una sebesar 64,52 persen.