Oleh : H. Sofyan Arsyad
CERAI harga mati. Sekira sepuluh orang mendatangi kantor KUA membawa tuntutan tersebut. “Tunggu dulu,” kata kepala KUA berusaha menenangkan. Islam membolehkan penceraian. Namun itu bukan perkara mudah. Harus jelas alasannya.
“Sudah puluhan tahun kami nikah. Eeeh, nanti ada Covid-19 baru ketahuan,” kata ibu paruh baya yang didaulat sebagai jubir. Pak KUA penasaran. Rahasia apa lagi ini. Suami-suami kami, lanjut sang jubir, tidak bisa menjadi imam shalat tarawih di rumah.
“Astaghfirullah. Gawat”, kata pak KUA histeris. Teriakannya membangunkan se isi rumah. Kembali ia beristighfar. Ternyata itu hanya mimpi.
Meski tak persis sama, cerita tadi bukan karangan saya. Seorang Kepala KUA di wilayah selatan Kabupaten Sigi menulis dan memposting di akun facebooknya.
Ya, terlihat sepele. Imam shalat tarawih di rumah. Topik ini sontak ramai jadi bahan candaan di medsos. Ada dua hikmah dari anjuran shalat tarawih di rumah. Pertama, tutorial imam shalat tarawih laris manis. Kedua, banyak ayah yang mau belajar, dan hafal ayat pendek juz amma. Begitu kawan lama saya di SMA berkesimpulan.
Kita ber-husnudzon saja. Meminjam analogi yang lahir di saat pandemi covid-19, bahwa dalam kondisi darurat, pada dasarnya semua ayah semestinya wajib menjadi imam shalat di rumah, sampai terbukti ia menghindar ketika diminta memimpin shalat di rumah. Entah shalat rawatib atau tarawih. Ibarat pepatah, tak ada rotan akar pun jadi. Tak lagi jadi makmum di masjid, imam di rumah pun jadi.
Memang, belum ada data survey prosentase orangtua yang belum siap menjadi imam shalat tarawih di rumah? Beberapa ustad kemudian berinisiatif menyusun panduan/tutorial praktis, mengantisipasi terjadinya kegaduhan lokal di rumah tangga. Mulai panduan praktis, super praktis, very praktis hingga VVP (very-very praktis).
Anda tidak perlu risau jika modal hafalan cuma al Fatihah, Innaa a’thainaa plus 3 Qul (Qul huallaahu ahad, Qul a’udzu birabbil falaq, Qul a’udzu birabbinnas). Empat surah ini saja yang dibaca berulang kali setelah al Fatihah. Jika yang di hafal hanya Qul huallaahu ahad, bagaimana? Jangan panik. Setelah al Fatihah, lanjutkan dengan surah al-Ikhlas pada semua rakaat, dari awal sampai akhir. Demikian halnya bila tidak satu pun surah dikuasai, kecuali al Fatihah.