Menurutnya, kebutuhan uang pada Mei 2020 diperkirakan sebesar Rp843milyar. Dengan 94,64persen dalam Uang Pecahan Besar (UPB) dan 6,35persen Uang Pecahan Kecil (UPK).
Proyeksi kebutuhan uang kartal Mei 2020 menurutnya lebih rendah dari realisasi Mei 2019 yang mencapai Rp1,43 triliun dengan 95,78persen UPB dan 5,21persen UPK.
“Penurunan ini mempertibangkan peningkatan transaksi non-tunai di masyarakat dan geliat ekonomi pada masa pandemi COVID-19 ini,”paparnya.
Dengan estimasi tersebut, BI ujarnya menjamin ketersediaan uang rupiah layak edar kepada masyarakat. Serta menjamin ketersediaan uang layak edar melalui ATM dan layanan perbankan lainnya.
Berikut proyeksi pengedaran uang Mei 2020 dan realisasi Mei 2019.
Poyeksi kebutuhan uang di Perbankan Palu dan kas titipan (Kastip) sebesar Rp837,1miliar lebih. Dengan UPB sebesar Rp788.250.000.000 dan UPK Rp48.896.000.000.
Proyeksi kebutuhan uang pada penukaran dan kas keliling sebesar Rp6,3miliar lebih. Dengan UPB sebesar Rp1,6miliar dan UPK sebesar Rp4,7miliar lebih.
Sehingga total proyeksi keseluruhan realisasi adalah Rp843,4miliar lebih. Dengan UPB sebesar Rp789,8miliar lebih. Dan UPK sebesar Rp53,6miliar lebih.
Sementara realisasi kebutuhan uang pada Mei 2019 adalah sebesar Rp1,4triliun lebih. Dengan realisasi UPB sebesar Rp1,3triliun lebih dan UPK sebesar Rp74,7miliar lebih. (mdi/palu ekspres)