Di sinilah pentingnya subsidi (gotongroyong) antara unit administrasi wilayah terkecil hingga terbesar. Rt, Rw, Desa hingga Provinsi. Semuanya butuh kerja sama antar wilayah untuk alasan administrasi maupun alasan ekologis. Ekologis, karena ada bentang alam yang fungsinya tidak bisa dipisah melalui tata batas administrasi. Di sana ada hutan, danau, sungai dan laut.
Bagaimana kalau statusnya belum optimal, tapi kebutuhan telah terpenuhi ? Berarti, desa ini masih memiliki cadangan potensi produksi yang memadai. Jika kita tingkatkan extensitas dan intensitas produksinya, dia bisa mensubsidi desa-desa minus di sekitarnya.
Sebaliknya, belum optimal dan kebutuhan juga belum terpenuhi maka genjotan (kedaulatan pangannya) masih bisa dilakukan. Jangan berfikir mendatangkan dari luar (ketahanan pangan). Kecuali kalau kapasitas fiskal desanya sangat mendukung dan kita hendak melindungi ekologi lahan dan hutan untuk aset produksi jangka panjang.
Di sinalah relevansinya, mengapa para pemerhati selama ini meminta perlindungan terhadap lahan lahan pertanian dari ancaman alih fungsi. Kita teriak sampai parau, selamatkan hutan kita, danau dan sungai karena dia adalah ibu susunya pertanian. Tanpa mereka, pertanian akan sulit berkembang. Sekaranglah saatnya untuk dengar dengan hati, teriakan itu.
TINDAKAN KOLEKTIF
Ada baiknya semua bikin pemetaan mikro (micro mapping). Di tingkat nasional, baru hari ini Rabu, (13/05/2020), ada webiner tentang pemetaan makro Indonesia. Point saya, dorong desa untuk menghitung kemampuan wilayahnya dalam mendukung kehidupan. Komponen daya dukung daya tampung (DDDT) yang ditunjang perhitungan jasa ekosistem (JASEKO) mutlak diseriusi. Tidak boleh lagi sekadar menggugurkan kewajiban perencanaan wilayah. Dari sini kita bisa melihat status kemampuan kawasan mensuplai terutama pangan dan air untuk kehidupan di sekitar. Dia menjadi acuan guna memitigasi atau alternatif solusi yang efektif dan efisien.
Kita juga menggelisahkan regenerasi petani yang makin tua (aging farmer) tapi tidak tergantikan. Karena itu, dalam jangka pendek, dimana kita tidak bisa memprediksi kapan covid 19 akan berakhir. Maka, diperlukan ikhtiar kedaruratan untuk menyelamatkan kehidupan harian (daily living). Karena kita sedang ada di arena perang (fighting for surviving). Maka, semua orang harus bertahan hidup. Makanan harus terjamin ada.