Untuk itu, dorong pemanfaatan lahan, di kebun, ladang maupun di halaman rumah. Dorong juga sebanyak mungkin orang menjadi petani. Jangan dulu berfikir bisnis dalam mekanisme “supply-demand”. Semua jadi suplayer, sekaligus konsumen. Ekonominya bernama “subsistem”. Tanam untuk dimakan sendiri. Kalau ada transaksi, dia bernama barter. Sebab, taruhannya bukan lagi soal untung atau rugi. Tapi, mati atau hidup. Ekonomist yang bilang bagitu, “If you stop to produce you will die”. Jadi ternyata, desa dalam bahaya itu, ujungnya adalah “Kematian”. Walahualam.