Kali ini figur-figur yang dibutuhkan adalah lebih kepada kualitas dan integritas. Sebut saja pendapat Daeng Nurdin, seorang supir rental Parepare-Makassar yang diminta pendapatnya saat mengatar saya ke Bandara Hasanuddin. Si Daeng mengatakan dalam Pilkada kali ini kita butuh figur yang cerdas dan kreatif, mengerti masalah bukan terkenal karena dia populer. Kita butuh makan, kita butuh bayar cicilan mobil yang menunggak dan kita butuh paket data untuk anak sekolah.
Selanjutnya Nurdin menambahkan meneruskan hasil diskusi dengan kelompoknya bahwa bila figur yang nantinya tampil hanya karena dia populer, terkenal oleh proses pencitraan , banyak yang akan “golput” pak. Saya jadi tersenyum mendengar celoteh Daeng Nurdin.
Artinya masyarakat kecil juga ingin ada perubahan. Semoga juga di daerah lain masyarakatnya tertular oleh cara berpikir seperti itu.
Sebelumnya Menteri dalam Negeri Tito Karnavian juga menyampaikan di beberapa kesempatan bahwa meragukan akan tingkat partisipasi masyarakat di Pilkada tahun 2020, mengingat negeri ini maupun global sementara terperangkap dalam krisis ekonomi yang makin dalam dan cenderung alami depresi.
Karena itu Menteri Tito mengatakan bahwa Pilkada kali ini merupakan Pilkada adu gagasan adu ide terkait skenario menekan laju penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Bahkan Tito pernah melemparkan ide agar tidak terjadi salah usung dan salah pilih, maka pilkada 2020 bisa dilaksanakan secara asimetris. Artinya daerah yang dinilai kadar demokrasinya sudah baik dapat melaksanakan pemilihan langsung, sedangkan yang belum baik dapat melalui DPR di daerah. Namun ini semua berpulang kepada DPR RI sebagai pembuat regulasi untuk itu.
Pilkada serentak 2020 bila tidak ada halangan akan dihelat pada tanggal 9 Desember akhir tahun ini. Banyak berpendapat bahwa politik transaksional maupun pencitraan masih marak. Bisa jadi masyarakat masih akan terlibat dalam politik transaksi onal, tetapi sebagian dari mereka tidak akan menggunakan hak suaranya seperti apa yang disampaikan oleh daeng Nurdin, driver rental.
Karena pesawat lion JT-0852 rute Makassar-Psegera landing di Mutiara Sis Al Jufrie, maka saya sudahi penulisan artikel dengan satu catatan. Meskipun pandamic Covid-19 membawa malapetaka bagi dunia, namun di balik itu telah membawa berkah bagi sejumlah orang kelas bawah atau “Middle Down” yang ingin adanya sebuah perubahan.