Oleh Muh. Ilyas (Penulis Guru di SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah)
Berbagai pengalaman hidup yang tak pernah dikenyam menjadi hal lazim, ketika penulis mengabdikan diri sebagai guru sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan teringgal ( SM-3T ) Kemendikbud tahun 2011 di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua. Pengalaman mengajar di daerah yang penuh keterbatasan telah membangun kekuatan mental dengan segala kesulitan hidup tersebut. Proses pengajaran di daerah terdepan, terluar dan tertinggal yang bertolak belakang 180 derajat dengan kondisi perkotaan, segala sesuatu sangat sulit didapatkan, mulai dari peralatan sekolah hingga penggunaan teknologi merupakan barang yang langka.
Namun di era ini, penggunaan teknologi secara massif dalam proses pengajaran dan pendidikan kembali menjadi keharusan setelah pemerintah menjadikan kesehatan dan keselamatan adalah unsur terpenting dalam masa pendemi Covid 19 yang melanda belahan dunia ini. Covid 19 suatu virus yang harus tersikapi dengan ilmu yang benar serta menyerahkan permasalahan ini pada ahli yang kredibel dan amanah. Covid 19 perlu kesungguhan dalam pencegahannya, namun perlu juga disadari bahwa Covid 19 bukanlah penyakit aib bagi setiap yang telah ditakdirkan. Ketika seorang terpapar Covid-19, itu disebabkan karena ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan penanganan Covid-19. Maka ini bentuk kelalaian setiap diri manusia.
Dengan dasar ini tahun ajaran baru 2020/2021, setiap satuan pendidikan menerapkan pola pembelajaran jarak jauh dalam jaringan dengan berbagai aplikasi pendukung sebagai media pembelajaran. Seperti aplikasi Google Meet, Zoom, Microsof Teams, Webex dan lain-lain serta pembelajaran luar jaringan ( luring ) dengan keaktifan guru ngeround dari rumah ke rumah untuk memberi bahan ajar. Tentu dengan protokol kesehatan, serta kebijakan pemerintah bagi siswa yang kesulitan akses internet untuk menonton siaran televisi kerjasama Kemendikbud dengan program pembelajaran dari rumah.
Proses pembelajaran jarak jauh menuntut guru memiliki peran dalam memberikan pengalaman belajar yang bermakna di setiap proses pembelajaran, mulai dari jenjang pendidikan usia dini sampai sekolah menengah. Kedudukan guru dalam sistem persekolahan jarak jauh terus memiliki posisi strategis, berada digaris paling terdepan, mendidik dan mengajar dengan situasi dan konsisi apapun. Keberhasilan peserta didik menguasai pengetahuan dan mengasah ketajaman keterampilan, itu bergantung pada guru yang memberi arahan, tuntutan, bimbingan keteladanan yang baik. Dengan demikian guru bukan hanya menjadi ujung tombak pendidikan, di masa pendemi Covid 19 tetapi akan menjadi kunci keberhasilan pendidikan secara nasional.