Waspadai “Pornografi” di Tengah Pembelajaran Daring

  • Whatsapp
Muh. Ilyas. Foto: Istimewa

Oleh  Muh. Ilyas (Guru SMA Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar)

Ketika penulis menemukan pesan menggelitik di grup whatsapp teman sejawat tentang cerita seorang ibu suatu kota di sudut negeri ini. “Assalamualaikum dokter, mohon bantu saya, anak saya usia 12 tahun kelas 1 di salah satu satuan pendidikan di kota ini. Sebelum covid saya tidak memberikan fasilitas HP untuk anak-anak saya, setelah covid, mau tidak mau saya harus belikan HP. Empat bulan setelahnya sungguh saya sangat terkejut,. Anak saya terpapar pornografi dok. Hancur rasanya bathin saya, anak saya menonton film begituan dok. Apa bisa dok untuk dibawa konseling. Tanya orang tua itu dipenuhi kegusaran yang mendalam”.

Bacaan Lainnya

Dari kisa nyata diatas, penulis yang selain aktif sebagai guru, juga aktif dalam organisasi pembinaan dan pengembangan anak dan remaja (LPPAR ) Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah sejak tahun 2017, merasa prihatin dengan kondisi sebahagian anak di republik ini. Anak  yang seharusnya mengalami fase kehidupan dengan tuntunan dan kasih sayang, cinta, perhatian, penghormatan, lemah lembut, sopan santun, penghargaan terhadap pandangan anak, tanpa kekerasan melalui pendidikan, dan perlindungan anak hingga masa baligh.

Namun di tengah banyaknya pergolakan dan romantika yang dihadapi anak seperti usia dari kasus di atas, sudah seharusnya para orang tua yang diberi amanah sebagai pemimpin untuk mengambil peran penting dalam pendampingannya. Dalam Hadis Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam juga memberi ilmu tentang pola pendidikan pada anak sebagaimana hadistnya yang artinya “Perintahkanlah anak kalian melaksanakan Sholat ketika usianya 7 tahun, pukullah ia jika tidak mau melaksanakannya di usia yang kesepuluh, dan pisahkan tempat tidurnya dan pada kata wadhirubuhum, pukullah mereka, sentuh hati dan jiwanya ( HR. Abu Daud ).

Dari hadist ini para orang tua bisa mengambil pelajaran bahwa ketika anak berusia 7 tahun berikan contoh, moedeling, dan figur serta di usia 7-10 tahun orang tua punya peran untuk memerintah. Secara perkembangan moral, anak yang berusia 11-12 tahun memiliki dorongan yang kuat untuk menyusuaikan diri dengan nilai-nilai kelompok sebayanya.

Pos terkait