Tekan Angka Stunting di Parimo, Keterlibatan OPD Akan Dievaluasi Kembali

  • Whatsapp
Abdul Sahid Nurdin Badja. Foto: Aswadin/PE

PALU EKSPRES, PARIMO– Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), merencanakan 8 aksi terkait penurunan angka stunting di usia nol sampai 2 tahun.
Kepala Bidang Sosial Budaya (Sosbud) Bappelitbangda Parimo, Abdul Sahid Nurdin Badja mengatakan, pemerintah daerah merencanakan 8 aksi dalam menurunkan angka stunting.
Dari delapan aksi tersebut di antaranya, analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan pemerintah, kader pembangunan manusia (KPM), sistem manejemen data, pengukuran stunting, review dan evaluasi.
“Dari delapan aksi itu terdapat 20 indikator yang menjadi ukuran kinerja dalam proses penanganan stunting,” kata Abdul Sahid di Parigi, Senin (7/9/2020).
“Dua puluh indikator ini menjadi ukuran kinerja, seperti contoh, apakah bidan memberikan tablet penambah darah kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet atau ibu hamil mengunjungi tempat posyandu dan apakah petugas posyandu mengunjungi ibu hamil,” tambahnya.
Pada indikator itu juga lanjut dia menjabarkan mengenai ibu hamil dan balita dibawah dua tahun tersebut terlayani dengan program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
Menurut Sahid, sejauh ini intervensi sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, tentang hasil evaluasi beberapa waktu lalu telah mencapai 53 persen penanganan stunting sudah tepat sasaran.
“Desember mendatang kita akan mengevaluasi kembali intervensi dari setiap OPD terkait,” terang Sahid.
Semenjak menjalankan program ini tambahnya, pihaknya mengaku, pelaksanaanya telah sesuai dengan harapan. Hanya saja terkendala dengan kondisi geografis yang ada di sejumlah wilayah terpencil di Kabupaten Parigi Moutong.
“Kendala kami soal kondisi geografis seperti, di wilayah Tinombo dan Palasa yang merupakan daerah terpencil,” ungkapnya. (asw/palu ekspres)

Pos terkait