PALU EKSPRES, PALU – Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah (Sulteng) mengestimasi jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di wilayah Sulteng kurang lebih 4.189 kasus. Namun secara kumulatif penemuan kasus HIV sejak tahun 2002 hingga 2020 baru sebanyak 1.905 kasus. Artinya yang terungkap baru sekitar 45,47 persen.
Demikian Gubernur Sulteng H Longki Djanggola membuka rapat koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulteng dan KPA kab/kota Se-Sulteng secara virtual, Selasa 29 September 2020. “Untuk itu masih perlu peningkatan penemuan kasus melalui sosialisasi yang dilanjutkan dengan konseling dan tes HIV secara sukarela,”kata Longki.
Menurutnya, saat ini kasus HIV-AIDS yang sudah ditemukan belum semua terobati. Sementara yang diobati masih banyak yang drop out. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sumber daya yang semuanya membutuhkan biaya operasional.
Ia pun menyampaikan dalam masa pandemi COVID-19, upaya penanggulangan HIV harus tetap berjalan sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri nomor : 440/4532/sj tahun 2020 tentang Pelaksanaan Penanggulangan Hiv-Aids Dan Tuberkulosis Selama Pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Gubernur berharap dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota untuk menindaklanjuti dengan merencanakan kegiatan sesuai petunjuk SPM dalam rangka pencapaian target sdgs, Sekretaris KPA provinsi, kabupaten dan kota agar aktif melakukan koordinasi dengan OPD terkait serta anggota KPA lainnya, OPD terkait mengintegrasikan kegiatannya dalam penanggulangan AIDS sesuai Tupoksi masing-masing.
Melalui koordinasi dan kerjasama yang baik sebut Longki, laju perkembangan epidemi HIV-AIDS bisa ditekan menuju 3 zeroes. Yaitu zero new HIV Infection, zero stigma and discrimination dan zero AIDS related death.
Ia pun berharap para peserta rapat koordinasi untuk betul-betul bekerja keras mengendalikan penularan COVID-19 di kabupaten/kota karena di Sulteng terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Diantaranya Palu, Donggala, Morowali, Banggai, Poso dan Sigi. “Saya harap dengan sangat untuk pemerintah daerah kabupaten tersebut untuk betul-betul lebih serius di dalam melaksanakan tracking tracing dan testing,”pungkasnya.