PALU EKSPRES, PALU– Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Kota Palu akui telah mendapat gambaran bahwa mayoritas masyarakat Kota Palu menginginkan Hidayat kembali menjabat Wali Kota Palu peridoe 2020-2024.
Perindo memang menjadi salah satu partai pengusung pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu, Hidayat- Habsa Yanti Ponulele (H2P).
Ketua DPC Perindo Palu, Andrianto Gultom, mengaku mendapat gambaran demikian dari konsolidasi yang mereka lakukan di lapangan. Yaitu dengan pola dor to dor. Menyampaikan informasi mengenai keunggulan Paslon yang mereka usung langsung kepada masyarakat.
“Kita mengerahkan seluruh pengurus dalam struktur serta mantan calon legislatif (Caleg) untuk terjun ke lapangan untuk ini,” kata Gultom.
Pola dor to dor menurutnya cukup efektif untuk menyampaikan program dan visi misi Paslon nomor urut 3, Hidayat-Habsa Yanti Ponulele.
Pola inipun memberi gambaran tentang respon masyarakat mengenai seluruh kandidat Paslon wali kota dan wakilnya.
“Alhamdulillah mayoritas masyarakat yang kami datangi memberi informasi bahwa mereka ingin pemimpin lama karena dianggap lebih berpengalaman,”ungkapnya.
Dia mengaku tidak sulit bagi Perindo menjelaskan semua program yang akan dilaksanakan Paslon H2P yang notabene adalah petahana ini. Karena umumnya masyarakat telah merasakan program yang pernah dilaksanakan Wali Kota Palu Hidayat.
Misalnya program pendidikan gratis dari jenjang TK, SD dan SMP. Demikian halnya kesehatan gratis melalui program puskesmas nomoni yang memberi akses kesehatan gratis ditingkat Puskesmas dari pukul 16.00 sampai 20.00 Wita.
“Kami merasa lebih muda membawa pasangan Petahana. Masyarakat menyambut dengan baik mungkin program pendidikan dan kesehatan gratis itu,” jelasnya.
Iapun mengaku pola dor to dor juga memberi informasi bahwa isu penanganan bencana yang kerap menjadi bahan kampanye negatif bagi rival petahana, tidak banyak berpengaruh. Karena ucap Gultom masyarakat umumnya telah memahami kendala yang terjadi jika ada program penanganan yang lambat terealisasi.
“Contohnya soal penyediaan lahan Huntap di Kelurahan Talise dan Petobo itukan berjalan lambat karena ada sekelompok orang yang mengklaim lahan itu,”paparnya.