JAKARTA, PE – Perjuangan Gubernur Longki Djanggola untuk menjadikan Sulawesi Tengah sebagai Embarkasi Haji Antara akan segera membuahkan hasil. Didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama, Abdullah Latopada dan Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng Arif Latjuba, Gubernur Longki kembali menyampaikan permintaannya kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Djamil agar kuota haji untuk daerah ini ditambah dan dijadikan EHA di Jakarta, Jumat, (16/2).
“Terkait permintaan kami agar Sulteng dijadikan embarkasi haji antara pada prinsipnya Kementerian Agama melalui Dirjen PHU sangat sepakat. Untuk itu, Dirjen PHU akan berkoordinasi dengan jajaran Direktur Internal Ditjen PHU terkait beberapa syarat untuk penetapan embarkasi baru,” jelas Longki melalui pesan singkat, Sabtu, 18 Februari 2017.
Menurut Asisten I, Arif Latjuba, untuk penetapan embarkasi haji antara, kesiapan daya tampung asrama haji hampir harus 2 kali lipat dari setiap kloter yang diberangkat. Lalu harus ada ruang yang memenuhi standar pemeriksaan kesehatan, gudang dan lain-lain.
“Bandara pun juga harus tersedia untuk 3 pesawat pesawat selain penerbangan reguler. Untuk Sulteng kesiapan kita sudah sekitar 85 persen. Pembangunan asrama haji yang baru akan dimulai tahun ini, sehingga Dirjen PHU menyarankan sebaiknya setelah rampungnya asrama itu,” sebut Arif.
Terkait penambahan kuota haji, Dirjen PHU Abdul Djamil menyatakan penambahan kuota haji 2017 merupakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi kepada negara pengirim haji di seluruh dunia. Indonesia merupakan negara pertama yang mendapat kesempatan penambahan kuota itu.
“Kuota haji Indonesia dikembalikan kepada kuota asal yang semula dipotong 20 persen. Itu masih ditambah lagi 10 ribu. Itu yang merupakan hasil dari pembicaraan Presiden dan pihak terkait di Arab sehingga total kuota kita 221 ribu,” ungkap Abdul Djamil.
Oleh karena itu, dia mengakui jika berbagai persiapan akan dilakukan dan pertama adalah kesiapan di dalam negeri. Kesiapan itu, kata Abdul, soal embarkasi atau pemberangkatan.
“Titik krusial yang harus segera kita lakukan adalah kesiapan embarkasi, penyiapan kloter karena akan ada lebih dari 500 kloter, tahun lalu kloter kita 385. Sekarang ini lebih dari 505 kloter yang akan diberangkatkan melalui 13 embarkasi di seluruh Indonesia,” ujar dia.