Hindari 4 Terlalu Untuk Mencegah Stunting

  • Whatsapp
M Rosni Foto: Hamdi Anwar/PE

PALU EKSPRES, PALU- Salahsatu muatan dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah pencegahan gizi kurang atau stunting.

Dalam program Bangga Kencana, pencegahan stunting digelorakan melalui gerakan menghindari 4 terlalu (4T). Yakni jangan terlalu muda, jangan terlalu tua, jangan terlalu rapat dan jangan terlalu banyak.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Advokasi, Pergerakan dan Informasi (Adpin) Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Muhammad Rosni menjelaskan, stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis atau berkepanjangan pada anak. Stunting menyebabkan fisik anak mengalami kekerdilan. Tumbuh tidak ideal dibandingkan anak seusianya.

“Artinya tinggi dan besar anak bersangkutan tidak sama dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting Itu juga akan berdampak pada perkembangan otak anak kedepan,”jelas Rosni.

Masalah stunting kata dia bisa dipengaruhi banyak faktor. Baik karena budaya ataupun kesalahan pola asuh. Hal itu bisa terjadi karena dampak dari pelanggaran 4 terlalu yang merupakan penyebab terjadinya anak stunting.

Rosni menjelaskan, generasi muda yang merencanakan pernikahan sebaiknya jangan terlalu mudah usia karena banyak resikonya. Usia muda dalam konteks ini adalah perempuan umur antara 16 sampai 18 tahun. Atau 20 tahun kebawah.

Dari sisi fisik, rentang usia ini menurutnya belum matang dan siap untuk melakukan kontak fisik suami istri. Akibatnya nanti, karena belum matang fisik dan mental bisa berdampak pada janin yang dikandungnya.

“Kalau masalah fisik belum siap, rahim masih posisi rawan. Pengaruhnya ketika melahirkan maka kondisi alat reproduksinya belum berkembang secara normal. Akibatnya pada saat melahirkan bisa mengalami pendarahan,”paparnya.

Sementara dari sisi mental, usia mudah belum terlalu siap memberikan pola pengasuhan optimal. Karena belum memahami benar bagaimana pola pengasuhan normal pada umumnya.

“Mentalnya belum siap sehingga pola pengasuhan yang diberikan anaknya tidak sesuai pola normal,”katanya.

Terlebih saat ini generasi muda banyak menghabiskan waktu dengan gadget sambil begadang. Kebiasaan ini bisa menyebabkan anak dalam kandungan mengalami anemia.

Pos terkait