Selayang Panjang Situasi Perekonomian Sulteng masa Pandemi Covid-19

  • Whatsapp
Didi Sundoro.Foto: dok pribadi

PANDEMI Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia membawa perubahan dan dampak yang sangat hebat di berbagai bidang tak terkecuali dalam pola dan perilaku ekonomi dan soaial masyarakat. Dampak pandemic di Sulawesi Tengah membuat ekonomi mengalami kelesuan dan interaksi sosial menjadi sangat terbatas.

Upaya percepatan penanganan Covid-19 di Sulawesi Tengah dilakukan Pemerintah dengan proaktif melakukan berbagai intervensi kebijakan melalui pengalokasian dan refocusing anggaran untuk mengatasi krisis kesehatan, perlindungan sosial, dan program-program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Bacaan Lainnya

Berbagai program PEN seperti perlindungan sosial, dukungan dunia usaha, restrukturisasi usaha, dan relaksasi usaha mikro, kecil dan usaha menengah (UMKM) diharapkan dapat memitigasi dampak negatif dari pandemic dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tindakan ini dilakukan dengan tujuan agar kehidupan soaial dan ekonomi masyarakat berangsur-angsur normal. Kinerja perekonomian di Sulawesi Tengah diharapkan bangkit lagi setelah mengalami kelesuan dan dampak negative dari Pandemi Covid-19.

Di Sulawesi Tengah Pertumbuhan Ekonomi pada pertengahan masa Pandemic tumbuh hanya 0,71 persen (q-to-q) atau terkontraksi sebesar -4,49 persen bila dibanding periode yang sama pada triwulan sebelumnya.
Namun, pertumbuhan Sulteng masih lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional yang terkontraksi sebesar -5,32 persen dan rata-rata wilayah regional Sulawesi, Ambon, Maluku dan Papua (Sulampua) sebesar -0,73 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Industri Pengolahan sebesar 18,59 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor sebesar 27,65 persen.

Laju inflasi di Sulawesi Tengah pada Triwulan II Tahun 2020 sebesar 0,85 persen sedangkan ingkat inflasi dari tahun ke tahun (y-on-y) adalah-1,92 persen,lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 6,33 persen.

Inflasi utamanya disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok Transportasi dan Makanan dan minuman. Kesejahteraan masyarakat Sulteng membaik pada Triwulan II Tahun 2020 dibanding periode sebelumnya Triwulan II Tahun 2019. Angka ketimpangan ekonomi (Gini Ratio) sedikit menurun, dan trend yang sama terjadi pada jumlah penduduk miskin.

Pos terkait