Jokowi Berharap Indonesia Menjadi Negara Eksportir Perikanan Terkemuka

  • Whatsapp
Hasanuddin Atjo. Foto: istimewa

Oleh Hasanuddin Atjo (Tim Pakar Menko Maritim dan Investasi)

PRESIDEN Joko Widodo berharap Indonesia mampu menjadi negara eksportir hasil perikanan terkemuka setidaknya masuk dalam kelompok 5 besar dunia, di lima tahun akan datang, 2024.

Bacaan Lainnya

Saat ini , Indonesia yang diklaim sebagai negara maritim terbesar, hanya berada di peringkat ke 15 diantara negara pengekspor hasil perikanan dunia. Data BPS yang diolah Ditjen PDS, KKP (2019) menunjukkan bahwa devisa dari ekspor hasil Perikanan Indonesia hanya USD 4,5 miliar, di bawah Thailand USD 8,5 miliar (peringkat 3) dan Vietnam USD 7,9 miliar (peringkat 4).

Dari USD 4,5 miliar devisa hasil perikanan Indonesia, kontribusi udang terbesar (34, 83%), Tuna Cakalang (15,14%), Cumi- Sotong dan Gurita (11,27%), Kepiting dan Rajungan (7,97%), dan Rumput laut (6,58%). Dan untuk berada di kelompok 5 besar dunia setidaknya Indonesia harus meningkatkan devisa hasil perikanan minimal dua kali lipat atau senilai USD 9 miliar.

Obsesi Presiden Jokowi tentunya sangat beralasan. Pertama, data BPS (2015) potensi sumberdaya maritim Nasional sebesar USD 1.330 miliar, dan 48 persen dari potensi berada di sektor Kelautan dan Perikanan atau USD 638,40 miliar.

Selanjutnya potensi USD 638,40 itu sekitar 33 persen di akuakultur (budidaya perikanan), 29 persen dari bioteknologi laut, 18 persen pengelolaan pulau kecil 15 persen pengolahan hasil perikanan , 2,5 persen pengelolaan mangrove dan 2 persen perikanan tangkap.

Kedua panjang garis pantai negeri ini nomor 2 setelah Canada, yaitu 99.083 km, sementara Vietnam dan Thailand masing masing 3.444 dan 3.219 km tetapi mampu memberi devisa hampir dua kali Indonesia.
Dengan sejumlah keunggulan itu, maka dalam penyampaian visi misi Jokowi-Ma’ruf ada 7 janji dari 100 janji, dan 3 major project dari 41, yang berhubungan obsesi sebagai negara eksportir hasil perikanan terkemuka.

Tiga major project yang termuat dalam RPJMN 2020-2024 adalah, (1) Penguatan jaminan usaha serta 350 koorporasi Petani-Nelayan; (2) Revitalisasi tambak pada sentra produksi udang dan bandeng ; (3) Integrasi pelabuhan perikanan, fish market bertaraf internasional.

Pos terkait