Dinkes Palu Belum Dapat Petunjuk Teknis Vaksinasi Covid-19

  • Whatsapp

TIBA – Vaksin sinovac tiba di Palu – Sulteng, 5 Januari 2021. Foto: Humas

PALU EKSPRES, PALU- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Palu dr Husaema mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut terkait proses vaksinasi yang akan dilaksanakan di Kota Palu. Menurut dia, jumlah vaksin yang terdistribusi untuk Sulawesi Tengah (Sulteng) sebanyak 11 ribu lebih dosis. Untuk tahap pertama vaksin ini rencananya akan diberikan kepada tenaga kesehatan.

Bacaan Lainnya

Husaema mengaku pihaknya belum mengetahui berapa banyak vaksin yang akan diberikan ke Kota Palu. Namun kemungkinan besar kata dia, jumlah 11.000 dosis ini akan dibagi ke 13 kabupaten kota.

“Tapi saya belum mendapat informasi soal ini,” kata Husaema, Selasa 5 Desember 2021.
Husaema menyebut, jika melihat jumlah vaksin yaitu sebanyak 11.000 dosisi, maka boleh jadi tidak semua tenaga kesehatan yang bisa divaksin. Sebab jumlah tenaga kesehatan yang menjadi target untuk Sulteng sebanyak 22.116 orang.

“Kami di Palu sementara menginventarisir jumlah tenaga kesehatan. Sambil menunggu informasi lanjut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, jatah vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China untuk Sulteng telah tiba di Kota Palu, Selasa 5 Januari 2021. Jumlahnya sebanyak 11.000 dosis.

Vaksin tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri pukul 06.00WITA menggunakan pesawat batik air. Selanjutnya dengan pengawalan ketat aparat kepolisian, vaksin kemudian diangkut menuju kantor Dinkes Sulteng Jalan Kartini. Kepada wartawan, Kepala Dinkes Sulteng, dr I Komang Adi Sujendra pun menyebut penyaluran vaksin ke kabupaten kota di Sulteng masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat.

“Rencananya akan dikirim ke kabupaten. Tapi belum hari ini atau besok, kita masih menunggu instruksi lebih lanjut,”jelasnya. Menurutnya, vaksin untuk Sulteng akan didistribusikan 3 tahap. Distribusi tahap ke 2 dilakukan setelah vaksin tahap 1 selesai.

Dia mengatakan, penerima vaksin tahap pertama adalah tenaga kesehatan sebanyak 22.116 orang. Sedangkan bagi masyarakat umum, ditarget 70 persen dari jumlah total penduduk.  “Jadi tenaga kesehatan dulu. Lalu pekerja pelayanan publik, kemudian para lansia, kelompok resiko rentan, dan masyarakat umum,”pungkasnya. (mdi/palu ekspres)

Pos terkait