Kedua, membuat tugas terstruktur. Dalam menyelenggarakan pembelajaran, para guru tentu akan memberikan tugas. Hal ini penting untuk mengukur progress peserta didik dalam penguasaan materi. Akan tetapi, tidak berarti penugasan harus dilakukan setiap hari terlebih di masa pandemic seperti sekarang ini. Kondisi psikis dan fisik peserta didik juga harus dipertimbangkan. Karena itu, penugasan dapat direncanakan dengan memperhatikan beberapa poin seperti indicator kompetensi yang hendak dicapai, tingkat kesulitan tugas, durasi pengerjaan tugas, dan tenggat waktu pengumpulan tugas melalui aplikasi.
Ketiga, pemberian umpan balik (feedback). Sebelumnya telah dinyatakan bahwa penilaian amat penting dalam penyelenggaraan pembelajaran. Namun, seiring berjalannya proses belajar mengajar selama pandemi di tahun 2020, diketahui bahwa guru masih minim memberikan umpanbalik kepada peserta didik sebagaimana dilaporkan oleh Sutia dan Sagita pada jurnal artikel mereka “Tanggapan Siswa, Orang Tua dan Guru terhadap Pembelajaran Jarak Jauh SelamaPandemi Covid-19” yang terbit di Jurnal Inspirasi pada Volume 11 Nomor 2 Desember 2020. Hal ini tentu dapat menghambat efektivitas pembelajaran karena peserta didik hanya diberikan tugas tanpa mendapatkan umpan balik terkait progress pembelajaran mereka. Dengan demikian, guru perlu meninjau kembali perencanaan pembelajaran, penugasan, dan pemberian umpan balik seeing peserta didik dan orang tua dapat berkoordinasi lebih lanjut dengan guru apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan. Perlu digaris bawahi bahwa pembelajaran bahasa Inggris sangat membutuhkan umpan balik karena keterampilan yang hendak dicapai amat beragam dan saling berkelindan satu sama lain.
Keempat, bukan kuantitas tugas, tetapi focus skill improvement-nya. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan hampir di semua aspek termasuk pendidikan. Di bidang edukasi ini, penyederhanaan kurikulum pun tak terhindarkan guna menjamin keberlangsungan pembelajaran dan pencapaian kompetensi inti. Meskipun demikian, para guru tak lantas diminta untuk memberikan tugas tanpa mempertimbangkan kualitasnya. Pembelajaran bahasa Inggris merupakan pembelajaran yang berfokus pada pemerolehan bahasa, pelatihan keterampilan, dan pembiasaan serta penerapan keterampilan berbahasa dalam keseharian—walaupun lebih sering digunakan di dalam kelas saja. Karena itu, seyogianya kuantitas tugas bukan menjadi patokan, melainkan kualitas tugasnyalah yang perlu diperhatikan. Singkatnya, hal ini berkaitan dengan poin kedua yang telah dijelaskan sebelumnya.