Saya agak naik tensi, ketika yang bersangkutan tetap menelpon, sedangkan pesawat Batik sedang berpacu dan segera lepas landas. Dan kemudian saya bersuara:” Hallo.. Hallo….”Namun belum diindahkan.
Mungkin karena sedang “ asyik” dengan yang ditelepon boleh jadi sedang kasmaran. Apalagi telah mengaktifkan fasilitas vidio call, si anak muda tersebut tetap saja berkomunikasi, seakan berada di ruang publik terbuka.
Akhirnya dengan terpaksa saya mencolek anak muda itu, disertai bahasa isyarat bahwa ulahnya bisa mengancam keselamatan pesawat ini. Dan akhirnya buru- buru dia menonaktifkan ponsel androidnya.
Saya kemudian bertanya padanya. Dek hendak ke mana? Mau turun di sini, Jakarta katanya. Itu paspor untuk apa tanya saya ?. Oh saya belum ada KTP om, karena belum cukup 17 tahun. Saya baru kelas satu SMA. Ohh… saya melongo dan pantas saja kepedulian masih kurang.
Dari kasus di atas memberi kesan kepada kita bahwa proses edukasi dan transformasi di Pendidikan anak usia dini, PAUD, pendidikan dasar dan menengah terkait etika atau tata tertib dalam perjalanan sudah harus dimasukkan sebagai konten kurikulum. Demikian juga dalam pendidikan di lingkungan keluarga.
Ada kekuatiran bila persoalan etika tidak menjadi prioritas, perhatian dan diseriusi, maka generasi Y dan Z yang tergabung dalam milenial generasi akan kalah bersaing dengan generasi milenial bangsa lain, karena persoalan attitude.
Pengalaman panjang menunjukkan bahwa penerapan budaya antri, tertib dan disiplin yang sulit di negeri ini, menurut sejumlah ahli lebih dipengaruhi oleh kualitas edukasi pembentukan attitude di tingkat PAUD, Dasar maupun Menengah.
Sejunlah orang berharap banyak dan yakin bahwa Gubernur Terpilih Rusdy Mastura akan memberikan perhatian bagi kualitas pendidikan di Provinsi Sulteng. Ini tercermin dari program di bidang pendidikan di saat beliau menjabat sebagai walikota Palu dua priode, kata sejumlah pengamat yang diminta pandangannya. SEMOGA