Budidaya Nila Sistem Teknologi Bioflok, DKP Sulteng Libatkan TNI Polri

  • Whatsapp
Kepala DKP Sulteng Arif Latjuba bersama, Waka Polsa Sulteng Brigjen Pol Hery Santoso, Direktur Polariud dan mewakili Danrem 132 Tadulako menebar benih ikan nila di kolam percontohan di Mako Polairud Polda Sulteng di Labuan, Kabupaten Donggala, Sabtu (27/3/2021). Foto: istimewa

PALU EKSPRES, DONGGALA– Sebanyak 53 peserta mengikuti pelatihan budidaya ikan tawar sistem teknologi bioflok di Mako Polairud Polda Sulteng di Labuan, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, Sabtu (28/3) hingga Minggu (28/3) tersebut, melibatkan di antaranya personel TNI, Polri, dan kelompok pembudidaya ikan air tawar.
“Pelatihan ini merupakan salah satu upaya memasyarakatkan sistem teknologi bioflok, untuk mewujudkan kawasan-kawasan budidaya ikan air tawar di berbagai daerah sebagai lokasi pengembangan budidaya perikanan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Arif Latjuba, Minggu (28/3/2021).

Bacaan Lainnya

Suasana pelatihan budidaya ikan air tawar sistem teknologi bioflok yang dilaksanakan DKP Sulteng, Sabtu (27/3/2021) di Mako Polairud Polda Sulteng. Foto: istimewa

Melalui pelatihan ini katanya, ke depan diharapkan produksi ikan, khususnya ikan Nila bisa meningkat secara nasional dan akan membantu suplai bahan pangan ikan nasional. Hal ini bertujuan bukan hanya secara ekonomi saja, namun juga bagaimana turut serta dalam meningkatkan kualitas SDM dengan mengkonsumsi Ikan Nila.
“Dipilih ikan Nila sebagai sistem lanjutan teknologi bioflok karena Nila termasuk kelompok herbivora. Membutuhkan proses pembesaran agar tumbuh lebih cepat. Selain itu, ke dua ikan ini juga mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme,” ujarnya.
Keberhasilan teknologi sistem bioflok untuk ikan Nila lanjutnya, menunjukkan pemerintah terus berinovasi mencari teknologi yang efektif dan efisien dalam penggunaan air dan lahan yang efektif dan efisien, serta mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Menurutnya, walau sudah menemukan teknologi tepat guna untuk ikan nila, pemerintah tak akan berhenti untuk terus melakukan inovasi. Terlebih, fenomena perubahan iklim, penurunan kualitas lingkungan global, dan pertambahan penduduk, menjadi tantangan bersama yang tidak bisa dihindari.
Oleh karena itu, untuk semua pelaku perikanan budidaya agar terus mengedepankan penggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam pengelolaan usaha budidaya ikan yang berkelanjutan. Sehingga maksud dari kegiatan ini bisa tercapai yaitu, meningkatkan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan mengenai teknologi budidaya ikan air tawar sistem Bioflok. Sehingga dapat mendukung peningkatan produksi perikanan dan kesejahteraan masyarakat. (bid/palu ekspres)

Pos terkait