POSO, PE – Empat bersaudara di Desa Barati, Kecamatan Pamona Tenggara, Kabupaten Poso, mengalami kelumpuhan sejak kanak-kanak. Selain lumpuh keempat saudara kandung itu juga tidak dapat berbicara.
Keempat bersaudara masing-masing bernama Yerid Burunguju (48), sebanyak 3 adiknya laki- laki Lonis (35), Ebit (33), Nigar (31). Sementara kakak tertua, Yerid telah meninggal pada Selasa 21 Pebruari lalu.
Menurut Plt Kadis Kesehatan Poso, Enor, meninggalnya Yerid bukan disebabkan oleh penyakit lumpuh tersebut, namun diakibatkan usia. Enor jelaskan penyakit yang dialami oleh keempat bersaudara itu bukan merupakan penyakit lumpuh layu. Namun akibat tidak pernah mendapat suntikan Polio sejak kecil.
Mereka tak dapat menikmati layanan kesehatan lantaran tempat tinggal mereka yang jauh terpencil, tak bisa dijangkau petugas kesehatan. Mereka tingggal di dusun Kapompa Kabupaten Poso.
“Ibu itu meninggal bukan karna penyakit lumpuh, tapi karna dimakan usia, kami hadir pak saat pemakaman itu.” Aku Enor, yang di hubungi di napu, Rabu (22/2).
Empat bersaudara tersebut telah sekian lama dalam perawatan Dinas Kesehatan Poso. Sementara perawatan kelangsungan hidup, keempat bersaudara sejak ditinggalkan ibu kandungnya, menjadi tanggung jawab Desa setempat hingga tinggal 3 bersaudara saat ini.
Keluarga tersebut merupakan warga Kapompa yang kemudian akibat kerusuhan Poso, pindah di Desa Barati Kecamatan Pamona Tenggara.
“Sudah lama dalam perawatan Dinas Kesehatan Poso itu, kami selalu memberikan asupan gizi kepada mereka. Pemerintah desa setempat turut bertanggung jawab menghidupkan keluarga itu.” Tutur Enor.
Awalnya KATA Enor, kelumpuhan yang dialami oleh keempat saudara itu, karena panas tinggi saat mereka masih anak-anak dan akhirnya lumpuh sampai saat ini.
Menurut warga sekitar, perjuangan ibu tersebut dalam memelihara keempat anaknya yang lumpuh total sangat memprihatinkan.
Dalam kondisi hidup pas-pasan, ia harus menguru keempat anaknya yang semuanya membutuhkan batuan langsung darinya, mulai dari urusan makan, mandi hinga buang air besar.
Kini, usahanya harus berakhir. Ia tak diizinkan sang Maha Kuasa untuk tetap bersama anak-anak yang dicintainya. Ia dipanggil sang Sang Khaliq, menyusu anak tertuanya pada Selasa lalu (21/2).