PALU EKSPRES, PARIMO– Warga Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, mengeluhkan pelayanan di dua Rumah Sakit (RS) di daerah itu. Adapun dua rumah sakit yang di maksud adalah, RS Raja Tombolotutu di Tinombo dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi.
Keluhan tersebut disampaikan sejumlah anggota DPRD Parigi Moutong dari berbagai fraksi pada rapat paripurna beberapa waktu lalu di ruang aspirasi.
Ketua Fraksi Bintang Indonesia DPRD Parimo, Wawan Setiawan mengatakan, untuk RS Raja Tombolotutu, warga mengeluhkan mengenai penanganan dokter terhadap pasien yang dianggap tidak maksimal dan dinilai lamban, yang menyebabkan pasien meninggal dunia.
Selain itu kata Wawan, minimnya ketersediaan obat di RS Raja Tombolotutu juga menjadi kendala dalam penanganan pasien. Sekaitan hal itu, pihaknya mengaku sudah turun lapangan untuk memastikan laporan masyarakat. Dan, ternyata benar adanya.
Sementara anggota DPRD Parimo lainnya, Sukiman Tahir juga mengungkapkan keluhan masyarakat terkait pelayanan dan fasilitas di RSUD Anuntaloko Parigi yang tidak berfungsi dengan maksimal.
Menurut laporan masyarakat yang masuk ke pihaknya, bahwa fasilitas seperti AC dan WC di RSUD Anuntaloko Parigi tidak dapat difungsikan. Fasilitas yang tidak berfungsi itu kata dia, bahkan berada di salah satu bangunan mewah yang baru saja selesai dibangun.
“Itu yang terjadi di sana. Sehingga, pasien ke WC tentu saja sangat kesulitan,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Anuntaloko Parigi, dr. Revi Tilaar meminta maaf atas kekurangan fasilitas yang ada di RSUD Anuntaloko Parigi yang saat ini sedang mengalami kerusakan akibat gempa bumi 2018 silam.
“Yang pertama, kami minta maaf atas kekurangan dan pelayanan kami yang tidak memuaskan bagi pasien,” kata Revi Tilaar ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/6/2021).
Menurut dia, awalnya di Ruang Akasia di lantai empat, pipa air yang ke WC itu memang rusak akibat gempa bumi tahun 2018 silam. “Jadi akibat gempa lalu beberapa pipa rusak, ada yang patah, bocor dan tersumbat sampai di lantai empat,” jelasnya.
Kata dia, pertama menjabat sebagai direktur di RSUD Anuntaloko Parigi, fasilitas khususnya WC memang dari lantai satu hingga lantai empat mengalami kerusakan.
“Olehnya, saya langsung melakukan pengecekan. Kemudian memperbaiki pada sejumlah pipa yang mengalami kerusakan dengan menyiramkan bagian yang tersumbat menggunakan cairan penghancur,” ujarnya.
Lanjut dia mengatakan, pihak rumah sakit sebelumnya telah menganggarkan perbaikan fasilitas khususnya WC senilai Rp 1,4 miliar. Namun, pihaknya menempuh jalan lain dengan membeli cairan khusus untuk saluran pipa yang tersumbat.
“Saya hanya beli cairan penghancur. Dan ternyata bisa mengatasi masalah pipa yang tersumbat itu. Saya beli sebanyak 24 botol lewat online, harganya kurang lebih Rp 10 juta,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya berupaya melakukan perbaikan pada pipa-pipa yang tersumbat itu, mulai dari lantai satu, tiga dan empat dan telah berfungsi seperti sebelumnya. Namun, hanya pipa yang dilantai dua saja tidak berfungsi dan tetap tersumbat.
“Jadi pipa dilantai dua itu, terpaksa kami potong dan ternyata semua sampah ada di situ. Lalu kami sambung kembali, sekaligus dilakukan penyedotan pada pipa yang masih tersumbat. Rencananya minggu depan ini sudah mulai dikerjakan,” ujarnya. (asw/palu ekspres)