Hal ini didukung oleh peningkatan PNBP SDA nonmigas dan pendapatan BLU. Sehingga lanjut wakil rakyat asal Sulteng itu, hal ini mendorong peningkatan pendapatan negara. Realisasi pendapatan negara semester I tahun 2021 mencapai Rp886,9 triliun atau 50,9 persen dari targetnya dalam APBN tahun 2021 atau meningkat 9,1 persen jika dibandingkan realisasi semester I tahun 2020.
”Tentunya kita berharap trend positif pendapatan negara akan terus berlanjut pada semester II tahun 2021.
Begitupula dari sisi belanja negara. Saya melihat terjadi akselerasi belanja negara dalam mendukung penanganan Covid-19 dan mempercepat Program PemulihanEkonomi Nasional (PEN),” ujarnya di Jakarta, Selasa 13 Juni 2021.
Lebih jauh dikatakannya, realisasi belanja negara dalam semester I tahun 2021 mencapai Rp1.170,1 triliun atau 42,5 persen dari APBN tahun 2021. Capaian tersebut meningkat apabila dibandingkan realisasi semester l tahun 2020 yang mencapai Rp1.069,7 triliun Kinerja positif belanja negara di semester I tahun 2021. Menurut dia, kinerja belanja pemerintah masih perlu ditingkatkan untuk mendukung berbagai program terutama penanganan kesehatan dampak pandemi, pelaksanaan vaksinasi, bantuan usaha mikro dan bantuan sosial. Kinerja belanja pemerintah pusat pada semester II tahun 2021 sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan Program Ekonomi Nasional dan kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur.
Masih menurut Muhidin, strategi fiskal yang bersifat ekspansif konsolidatif dalam menjalankan kebijakan counter cyclical dalam APBN 2021 membuat realisasi pertumbuhan belanja negara lebih tinggi dibandingkan pendapatan negara. Sehingga menyebabkan realisasi defisit pada Semester I tahun 2021 meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Defisi tanggaran semester I tahun 2021 menurutnuya, berada pada kisaran 1,72 persen terhadap PDB. Lebih tinggi dari pada defisit dalam semester l tahun 2020 sebesar 1,67 persen terhadap PDB. Strategi ini harus didukung dengan kebijakan pembiayaan anggaran yang fleksibel, prudent dan efisien untuk menjaga kesinambungan makro fiskal dan komposisi portofolio utang secara optimal.