PALUEKSPRES,PALU – Pelaksana tugas Direktur PT Pembangunan Sulawesi Tengah, Asgar Djuhaepa, melaporkan hasil audit terhadap kinerja perusahaan daerah sejak Tahun 2017-2019.
Dengan jumlah penyertaan modal sebesar Rp7,4 Miliar, tahun 2017-2018 perusda mengalami kerugian. Tahun 2019 kembali untung namun Tahun 2020 kembali merugi.
“Saat ini saldo PT Pembangunan Sulteng untuk 3 Rekening sisa Rp5 Juta lebih dan itu merupakan saldo awal perusahaan di Bank,” tandas Asgar Djuhaepa dalam rapat laporan perkembangan pembentukan pengurus baru Perusahaan Daerah PT. Pembangunan Sulteng, Kamis, 5 Agustus 2021.
Asgar Djuhaepa mengatakan PT Pembangunan Sulteng akan membentuk holding pada 8 perusahaan yang bergerak pada sektor , Pertambangan Nikel, Emas dan Batu, Sektor Perdagangan, Perkebunan, Tambak Udang, Jasa dan Investasi.
“Pengesahan perusahaan ini sekarang sudah berada pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,”ujar Asgar seperti siaran pers yang dikirim Biro Administrasi Pimpinan Pemprov Sulteng, Kamis, 5 Agustus 2021.
Wakil Gubernur Ma’mun Amir yang memimpin rapat itu menyampaikan komitmennya bersama Gubernur bahwa perusda tidak mendapat penyertaan modal dari APBD. Tapi Perusda harus berkontribusi besar dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Sulteng.
Penyertaan modal untuk Perusda kata Wagub, hanya berupa pinjam pakai aset daerah seperti aset tanah Pemda 10 ha di Donggala dan Perijinan berupa IUP tentang pengelolaan tambang.
“Harapan Gubernur dan saya perusda jangan mengulangi kebijakan dalam hal mengharapkan ada dana penyertaan modal dari APBD. Kita berharap Perusda harus dikelola orang-orang yang profesional supaya perusahaan daerah bisa memberikan pemasukan kepada PAD dan pembangunan daerah,”tandas Wagub.
Tim Asistensi Gubernur Ridha Saleh mengatakan bahwa pelaksana tugas Direktur Perusda PT Pembangunan Sulteng sudah bekerja lebih cepat dari target yang ditentukan Gubernur dan wakil Gubernur. Ukurannya, struktur pengurus PT .Pembangunan Sulteng sudah terbentuk menunggu pengesahan dari Gubernur. (rls/pe)