Dosen HPT Pertanian Untad Gelar Bimtek Pembuatan Eco Enzyme di Sigi

  • Whatsapp
Tim Pengajar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Fakultas Pertanian Untad melaksanakan pengabdian di Desa Soulove, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Foto: istimewa

PALU EKSPRES, SIGI- Tim Pengajar dari Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Soulove, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Pengabdian yang mengabil tema PKM teknologi pembuatan eco enzyme bagi kelompok tani bawang merah di desa Soulove kecamatan Sigi Biromaru dengan sasaran kelompok tani wanita, merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi dan juga merupakan bagian dari kegiatan LPPM Universitas Tadulako dengan memanfaatkan dana pengabdian Fakultas.
Ketua Tim pengabdian, Hasriyanty mengatakan kegiatan pengabdian ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun.
“Demikian juga tahun ini tetap dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, tentu dengan protokol kesehatan yang ketat,” kata Hasrianty.
Johanis Panggeso sebagai anggota tim menambahkan kegiatan pengabdian ini meliputi penyuluhan dan bimbingan teknis (Bimtek) teknologi pembuatan eco enzyme. Kegiatan ini merupakan upaya dari tim dosen HPT Fakultas Pertanian Untad untuk terlibat dan terjun langsung kepada para petani. Selain itu, mengambil bagian dalam rangka memandirikan petani untuk mengelola sampah organik menjadi bahan yang bermanfaat, terutama sebagai pengganti pupuk dan pestisida.
“Dengan pelatihan, bimbingan dan pendampingan diharapkan petani terutama kelompok tani wanita dapat memanfaatkan limbah organik sisa- sisa bahan tanaman maupun sampah dari dapur menjadi produk yang lebih bermanfaat dalam bentuk eco enzyme,” ujarnya.
Sementara itu, Shahabuddin yang juga anggota tim mengatakan produk eco enzyme ini mempunyai banyak sekali manfaat dalam kehidupan sehari hari. Menurutnya, Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dimana aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan.
Pada dasarnya kata Shahabuddin, eco enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dengan menggunakan sampah buah atau sayuran.
“Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan, bimbingan dan pendampingan pembuatan eco enzyme ini dilaksanakan pada anggota kelompok tani wanita Soulove yang berjumlah sekitar 20 orang, dengan tetap menjalankan protokol Covid- 19, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan cuci tangan. (***/bid/palu ekspres)

Pos terkait