Reproduksi Fitnah

  • Whatsapp
Spiritual Journey 2023: Catatan Pertama dari Tanah Haramain
TASRIEF SIARA

Oleh : Tasrif Siara, Praktisi Media Komunikasi Publik

SISTEM sosial kita hari ini berada era digital. Itulah fakta kekinian yang tak mungkin dihindari. Implikasi ikutannya, sistem sosial kita ikut berubah, ia kita sebut saja digital society.

Bacaan Lainnya

Era digital society itu seperti sebuah perangkap yang tak bisa dihindari. Masalahnya, kecepatan
perubahan itu sepertinya meninggalkan sistem sosial budaya kita yang katanya sangat dikagumi dunia itu.

Sistem demokrasi hari ini juga ikut berubah. Di era digital, kampanye tak mesti ditanah lapang. Ia cukup masuk di ruang media sosial, Masalahnya, apa saja bisa diumbar dan dihambur di situ. Dari reputasi sampai fitnah.

Itulah demokrasi era digital. Ia kadang merobek keadaban dan peradaban kita. Kadang kita tak bisa lagi membedakan, mana fakta dan mana fiksi, semua menjadi samar dan sumir.

Hari ini kita saksikan orang sekenanya hamburkan ujaran kebencian penuh amarah, tanpa tau ada batas etika yang harus dipertimbangkan.

Ramuan diksi di media sosial itu terbang bagai balon-balon gas ke seantero jagad karena kita seide dengannya. Akhirnya gawai kita menjadi alat reproduksi fitnah.

Itulah langgam demokrasi di era digital, ia kini tak saja menjadi piranti untuk citra diri, tapi juga menjadi ruang untuk memburamkan kebenaran. Dan dibalik semua itu, seperti ada yang mengelola reproduksi fitnah atau meroketkan citra diri.

Bangsa kita dikenal santun karena berbudi luhur dan berbudaya tinggi, tapi dimedia sosial, kita seperti orang-orang yang kehilangan kultur, keadaban dan etika.

Kita kadang tega menyikut kawan karena untuk sebuah mimpi meraih kekuasaan. Aksi saling sikut itu tak saja di media sosial,juga merambah ke media mainstream, karena punya modal dan punya partai.

Kebijakan redaksi kadang berpihak pada afiliasi politik sang pemilik. Dari sini praktek oligarki makin menyeruak tanpa ada yang bisa menahannya, karena punya modal dan punya kuasa. ***

Perdos Untad Tondo 29 Agustus 2021

Pos terkait