PALUEKSPRES,PARIMO – Juru Bicara (Jubir) Penanganan COVID-19 Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, Irwan SKM, Mkes mengatakan, adanya alat Polymerase Chain Reaction (PCR) mobile proses pmeriksaan sampel berjalan baik.
“Datangnya alat PCR mobile di Parimo, semua proses berjalan baik. Karena tiap hari keluar hasi pemeriksaan, jadi setiap ada sampel yang diperiksa langsung selesai hari itu juga,” kata Irwan saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (6/9/2021).
Dia berharap, dengan adanya alat PCR mobile itu, semakin banyak sampel yang diperiksa. Namun, sampel yang dikirim hingga hari kemarin sekitar 850 sampel. Kemudian, hasilnya 44 persen positif.
“Dan hasilnya 44 persen positif, makanya tadi kita sepakat dan Pak Sekda dan Kepala BTKL Makassar juga sampaikan, bahwa harus lebih banyak lagi yang diperiksa.” ungkapnya.
Menurutnya, sejauh ini jumlah orang positif di Parigi Moutong itu tinggi, karena kebanyakan yang diambil sampelnya adalah, orang-orang sudah hampir dipastikan positif atau yang sudah bergejala.
“Padahal harusnya kan, setiap satu orang positif minimal 15 orang disekitarnya itu harus diambil sampelnya. Kalau itu dilakukan maka kemungkinan jumlah orang yang positif di Parimo sudah mulai rendah.” ujarnya.
Dengan demikian, pihaknya mengimbau kepada Puskesmas agar tetap melakukan tracing atau pelacakan COVID-19 yang masif.” Jadi misalnya didapatkan hari ini 10 orang positif, minimal besok atau lusa harus mengirimkan sebanyak 150 sampel.” kata dia.
Karena, menurut penyampaian dari pihak BTKL Makassar kata dia, mereka di Parigi Moutong tidak bekerja secara penuh. Karena kurangnya pemeriksaan sampel.” Mereka sampaikan kebanyakan menganggur kita disini, karena tidak terlalu banyak sampel yang dikirim oleh pihak Puskesmas,” ungkapya.
Menurutnya, pihak BTKL menginginkan pemeriksaan sampel dalam sehari itu bisa sampai 400 hingga 500 sampel, namun kenyataanya jumlah yang diperiksa tidak mencapai seperti itu. Sehingga, dinilai uapaya tracing belum optimal.
“Jumlahnya hanya rata-rata 100 sampel. Bahkan, ada yang kurang. Jadi maunya mereka dilakukan lagi tracing yang lebih ketat.” ucapnya.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan, jika upaya tracing COVID-19 di Parigi Moutong tidak terlalu banyak, mungkin saja alat PCR mobile digeser ke Kabupaten lain yang lebih membutukan.
“Tapi kita sampaikan tadi ke Puskesmas, tracing akan tetap dilakukan. Sehingga, sampel yang diperiksa semakin banyak,” ujarnya.
Untuk memaksimalkan hasil pemeriksaan sampel ini tambahnya, pihaknya telah ditawarkan beberapa opsi dari BTKL bagi Puskesmas yang belum memiliki tenaga untuk pemgambilan sampel mereka akan beri pelatihan.
“Jadi mereka siap melatih tinggal dijadwalkan Puskesmas mana yang lebih dulu diberikan pelatihan.(asw)