Doa Lintas Agama, Warnai Peringatan Bencana 28 September di Palu

  • Whatsapp
TABUR BUNGA - Warga melakukan tabur bunga di bawa foto korban gempa liquefaksi di BTN Patobo, Selasa 28 September 2021. Foto: Kia/PE


PALU EKSPRES, PALU – Peringatan bencana gempa bumi dan liquefaksi di BTN Petobo, berjalan khidmat. Ratusan umat yang beragama Islam, Kristen dan Hindu sejak sore sudah berada di tempat ibadah masing-masing. Mereka bersiap melakukan ibadah sesuai kebercayaan masing-masing. Sebelum ibadah peringatan bencana didahului dengan tabur bunga oleh tiga pemuka agama masing-masing, yang diikuti dengan warga umum.

Sekretaris panitia, peringatan tiga bencana BTN Petobo, Tanwir mengatakan, kegiatan tersebut diiniasi oleh warga BTN Petobo dimaksudkan untuk memeringati wafatnya warga BTN Petobo akibat gempa bumi dan liquefaksi 28 September 2021. Sedikitnya 27 warga Petobo menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Bacaan Lainnya

Para korban tersebut, sebagian besar meninggal karena liquefaksi di Petobo. Sisanya ada yang meninggal di Pantai Talise. Dan seorang lagi tidak diketahui identiasnya.

Lebih jauh Tanwir mengatakan, peringatan tersebut sebagai bukti toleransi antar umat beragama yang begitu kuat di kalangan warga BTN Petobo. Bukti tleransi itu, setidaknya bisa terlihat dari kerjasama yang kuat hingga terselenggaranya kegiatan tersebut. ”Ritual ibadah Kristen dan Hindu dilakukan berdampingan hanya berjarak dua meter,” terang Tanwir, Selasa 28 September 2021

Anggota Jemaat Kibait Palu, Elisa (29) usai ibadah mengatakan, kerabatnya di BTN Petobo menjadi korban liquefaksi saat hari naas itu. Kedatangannnya kali ini, adalah kali kedua, sethaun yang lalu ia hadir pada peringatan serupa.

Ahmad Arif (31) mengaku kerabatnya termasuk salah satu yang nenjadi korban dalam peristiwa tersebut. Tiga tahun berlalu, ia seperti masih tak percaya sepupunya pergi meninggalkan mereka dengan cara seperti itu. ”Tidak percaya saja dia sudah meninggal. kalau umur panjang dia sudah mahasiswa sekarang,” katanya mengenang.

Peringatan tiga tahun bencana diakhiri dengan renungan bersama yang dipimpin oleh tiga rohaniawan dan dihadiri oleh pemeluk agama masing-masing. (kia/palu ekspres)

Pos terkait