APBN 2021, Jalan Menuju Pemulihan Ekonomi Makin Terbuka

  • Whatsapp
BAHAS ANGGARAN - Muhidin M Said, Wakil Ketua Badan Anggaran asal Sulawesi Tengah, melakukan rapat kerja dengan mitra di Jakarta. (f-dok tim ahli)

PALU, PALU EKSPRES – DPR mengapresiasi kerja keras Pemerintah, yang mampu melakukan flattening the curve (meratakan kurva) sejak munculnya gelombang kedua Covid-19 pada akhir Mei 2021 lalu. Salah satunya, dengan mempercepat program vaksinasi keseluruh penjuru wilayah. DPR berharap pengendalian Covid-19 bisa terus konsisten, sehingga menjadi fondasi yang kokoh untuk mencapai target pembangunan tahun 2022.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI Muhidin M Said, merespons kinerja pemerintah yang tergambar di APBN 2021.

Menurutnya, pengalaman dan capaian menjalankan APBN tahun 2020 dan 2021 saat ini adalah bekal, mempersiapkan APBN tahun 2022. Khususnya dalam menjalankan program pemulihan kesehatan rakyat dan ekonomi nasional. ”Kita mengharapkan APBN 2022 ini kredibel, sehat dan berkesinambungan untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks,” katanya, dalam rilisnya, Kamis 30 September 2021.

DPR dan pemerintah sepakat pertumbuhan ekonomi tahun 2022 akan mencapai 5,2 persen. Prediksi ini cukup realistis jika melihat perkembangan ekonomi yang sedang berjalan sekarang ini. Pemerintah sudah memiliki modal yang baik pada triwulan II-2021.

Pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7,2 persen (yoy). Membaiknya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022, sambung Muhdidin diharapkan memberikan dampak terhadap konsumsi dan daya beli masyarakat kembali normal. Ini akan mendorong tingkat inflasi lebih tinggi. Ia memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2022, berkisar pada angka 3 persen (yoy). Komposisi ini katanya lagi, menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang ideal sesuai dengan situasi pada masa normal, sebelum terjadinya pandemi Covid-19.

Ditambahkannya, adapun perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya USD berjalan relatif stabil sepanjang tahun 2021. Pihaknya mengusulkan nilai tukar rupiah terhadap USD sebesar Rp14.350. Besaran nilai tukar tersebut sudah memasukkan faktor kebijakan Tapering off The Fed pada tahun 2021. ”Kita yakin dengan bauran kebijakan fiskal dan moneter yang terpadu antara Bank Indonesia dan Pemerintah, akan mampu memitigasi dampak guncangan akibat kebijakan The Fed, sejak awal,” katanya lebih lanjut.

Pos terkait