PALUEKSPRES, PARIMO– Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Parigi Moutong (Parimo), Zulfinasran mengatakan Pemerintah Kabupaten Parimo mampu menurunkan angka stunting sebesar 10 persen setiap tahunnya.
” Di tahun 2018-2019, terdapat 34 persen kondisi stunting di Kabupaten Parigi Moutong. Dan Alhamdulillah dua tahun belakangan ini kita mampu menurunkan 10 persen angka stunting setiap tahunnya,” kata Zulfinasran saat member sambutan pada lomba kuliner nusantara menu daerah Istimewah Aceh, di halaman Kantor Camat Parigi, Jumat (22/1/2021). Lomba tersebut diikuti enam desa dan lima kelurahan di wilayah itu.
Sekkab menjelaskan, pada tahun 2021, tepatnya di bulan Agustus lalu, angka stunting di Kabupaten Parigi Moutong turun menjadi 10 hingga dengan 11 persen, dari 34 persen pada tahun sebelumnya.
” Ini apresiasi yang sangat luar biasa kepada teman-teman gugus tugas stunting serta peran aktif masyarakat dan kelompok PKK,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemberian makanan tambahan (PMT) juga masuk dalam salah satu program stunting. Olehnya, pada kesemptan itu, pihaknya memberikan masukan kepada camat dan para kepala desa yang hadir, bahwa PMT selain diprogramkan Pemerintah Kabupaten, juga masuk dalam program Pemerintah Desa.
“Tolong pemerintah desa untuk bisa berkoordinasi dengan bidan-bidan desa, dan juga Puskesmas. Berdasarkan hasil evaluasi kami di lapangan, bahwa ada PMT yang diberikan kepada ibu hamil maupun anak, itu tidak tepat atau tidak cocok. Jadi minta tolong jangan kita hanya menggugurkan kewajiban,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menggelar lomba kuliner nusantara menu daerah istimewah Aceh, diikuti enam desa dan lima kelurahan di wilayah itu, bertempat di halaman Kantor Camat Parigi, Jumat (22/10/2021).
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kecamatan Parigi, Fadlia mengatakan, selain lomba kuliner nusantara, kegiatan itu juga dirangkaikan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) serta tarian Pomonte untuk menghibur masyarakat, yang diikuti tiga generasi, yakni lansia, pra lansia, dan remaja. Tujuannya, untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya.