Kok Kuasa Hukum Minta Pemeriksaan Ulang Ginjal Sri, RSUP NTB Keberatan?

  • Whatsapp
Sri Rabithah menunjukan hasil rontgen di RSUP NTB kepada wartawan di Lombok, Senin (27/2/2017). Satu ginjal Sri hilang diambil saat ia bekerja sebagai TKI di Qatar pada 2014. (Foto: Hanapi/KBR)

LOMBOK, PE – Pihak RSUP NTB seakan yakin betul bahwa pemeriksaan yang dilakukan pihaknya sudah benar, bahwa ginjal Sri Rabitah, TKI yang pernah bekerja di Qatar itu masih utuh.

Makanya, Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUP NTB, dr Agus Rusdhy, pada Selasa (28/2) kemarin seperti enggan melayani permintaan kuasa hukum Sri, Muhammad Saleh untuk dilakukan pemeriksaan ulang.

Bacaan Lainnya

Saleh sendiri kurang yakin atas hasil pemeriksaan kedua. Sebab Sri percaya pada informasi dari dokter yang melakukan rontgen pada 21 Februari lalu, yang menyebutkan bahwa satu ginjalnya sudah hilang.

“Sebagai pihak yang diberikan kuasa oleh korban, Sri Rabitah kami ingin agar dilakukan pemeriksaan ulang oleh pihak RSUP,” ujarnya pada pertemuan langsung dengan Rusdhy yang disaksikan oleh sejumlah awak media.

Menangapi hal itu, Rusdhy malah mengatakan bahwa hanya pasien yang bisa meminta adanya pemeriksaan ulang. Namun Saleh tak terima, ia mencoba menjelaskan kepada Rushdy berkali-kali untuk meyakinkan.

Akhirnya Rusdhy pun menyatakan harus ada prosedur yang dilalui jika korban meminta melalui kuasa hukum.

“Meski ada permintaan dari kuasa hukum atas persetujuan korban, harus ada prosedur yang dilalui,” katanya.

Kemungkinan Sri diperiksa ulang di RSUP sangat kecil. Karena itu Saleh menyampaikan akan melakukan rontgen ke Jakarta. Meski harus mengusahakan bantuan dana untuk bisa ke sana. “Kita akan coba periksa ke Jakarta,” katanya.

“Saya kira harus ada pemeriksaan ulang dengan pendampingan kita bersama. Saya harap ada pemeriksaan ulang untuk kepentingan kesehatan korban,” tambahnya.

Setelah kasus kesimpangsiuran informasi soal ginjal Sri, pihak RSUP semakin hati-hati. Awak media bahkan tak diberikan kesempatan untuk menemui dua dokter yang dulu memeriksa Rabitah. Alasannya, keduanya tengah sibuk menangani pasien.

“Kalau sekarang tidak bisa, petugas medis kita sedang menangani pasien semua,” jawabnya berulang-ulang.

“Intinya, kita secara resmi belum pernah mengeluarkan pernyataan bahwa ginjal ibu ini tidak ada. Saya sudah tanyakan ke dokter-dokter urologi, tidak pernah ada yang menyatakan kalau ginjal ibu ini tidak ada. Dokter radiologi juga sudah menyampaikan ke saya bahwa dia tidak pernah menyampaikan,” ucapnya.

Pos terkait