Korem 132 Tadulako Hadirkan Ikon Baru Wisata: Guma Raksasa dan Museum Senjata Sulteng

  • Whatsapp

Beberapa gagang Guma yang masih sering ditemukan sampai saat ini diselimuti dengan ornamen lembaran tipis terbuat dari timah atau perak. Lembaran berharga ini dibeli dari pedagang asing yang umumnya berasal dari Sulawesi Selatan. Lembaran ini direkatkan pada gagang dengan dan bagian tertentu pada sarung (valombo) Guma menggunakan perekat alami (sejenis lem burung).

Model pelapisan ini sangat disukai masyarakat. namun berakibat pada terkikisnya ornamen gambar/ukiran pada gagang Guma. Model dekorasi pelapisan gagang ini hanya boleh dilakukan oleh prajurit senior yang pernah terlibat dalam peperangan.

Bahkan, seperti ditulis Farid, dkk, seringkali, pada lubang celah pada ujung gagang Guma disisipkan seikat rambut wanita (pantoli) sebagai ornamen dekorasi. Rambut tersebut dibeli dari seorang wanita melalui barter dengan tiga barang antara lain: piring penutup (ndapotannde), untuk mewadahi/menadah rambut saat dipotong, sebilah pisau (ndaposompi) untuk memotong rambut, sebuah sapu tangan (ndasiluka boi madju’a) untuk menutupi kepala, agar sang wanita tidak jatuh sakit, dengan keyakinan kemungkinan sebagian roh wanita tersebut mengikut rambut yang terpotong.

Menarik bukan?! Itulah yang memang membuat Farid kemudian menggandeng Ki Kumbang, ahli beladiri golok dari Banten berperan. Sejumlah komunitas pecinta senjata tradisional pun diundangnya.

“Sejak awal saya berpikir membangun Museum Guma karena ternyata Guma ini belum dikenal di dunia internasional maupun regular. Padahal nilai budaya, nilai artistik dan heroisme menjadikan Guma sangat menarik dikaji,” sebut Farid kemudian.

Ia berharap, Guma yang kini dipajang di depan Museum Senjata Tradisional Guma ini akan menjadi ikon baru di Kota Palu, Sulawesi Tengah. ***

Pos terkait